Setelah rakyat menjadi makmur, kata Dharma, pemerintah Jawa Barat bisa melakukan penarikan pajak.
Namun, jika tetap membiarkan pemerintah menarik pajak terhadap rakyat kecil di tengah kehidupannya yang masih sulit, maka KDM menjadi bagian dalam rencana memuluskan agenda elite global.
"Setelah rakyat makmur, pajak ditarik jadi fair. Utamakan itu jadi jangan main paksa pajak tarik, rakyat enggak makan. Kalau sampai itu terus dilaksanakan, itu agen (global) namanya," katanya.
Gaya kepemimpinan mirip Jokowi
Sementara itu, Dedi Mulyadi juga dikait-kaitkan dengan sosok Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang memiliki gaya khas dengan belusukannya.
Sosok kedua pemimpin ini pun kini menjadi perbincangan.
Keduanya dibanding-bandingkan siapa sosok yang lebih baik di mata publik.
Menurut pengusaha sekaligus pegiat media sosial, Mardigu Wowiek Prasantyo, Dedi Mulyadi jauh lebih totalitas terjun ke masyarakat ketimbang Jokowi.
"Jujur aja ya, kalau dia masuk gorong-gorong, KDM (Kang Dedi Mulyadi) itu masuk ke dalemnya. Kalau Pak Jokowi kan cuma ngeker foto diambil yaudah. Kakinya juga masih bersih, gitu ya," katanya seperti dikutip dari iNews TV pada Kamis (22/5/2025).
Ia melanjutkan ketika belusukan, Jokowi hanya beraksi 'di luaran' saja sementara Dedi Mulyadi masuk sampai ke akar permasalahannya.
"Ini hal-hal seperti ini berbeda, jadi kalau Pak Jokowi di setiap titik hanya foto-foto kalau KDM itu action itu aja bedanya versi saya," katanya.
Selain itu, perbedaan lainnya, Jokowi lebih terlihat ingin mencari popularitas sedangkan KDM lebih menunjukkan transparansi dalam kegiatannya.
"Jokowi sangat ingin mempopulerkan atau ingin terkenal atau ingin menjual dirinya. Kalau KDM ini lebih ke transparansi atau keterbukaan. Dia bergerak bukan mau pamer, tapi dia ingin menginformasikan keterbukaan. Jadi, itu bagi saya adalah dua hal yang berbeda," jelasnya.
Namun, Mardigu menilai ada persamaan antara Jokowi dengan KDM.
Keduanya memiliki karakter yang sederhana dan sama-sama mencintai rakyatnya.
"(Jokowi) Dengan gerakan-gerakan waktu di Solo, waktu di Jakarta, sama dengan KDM. Tapi, saya pikir begitu jadi presiden saya tidak bilang ada kesamaannya dengan KDM," lanjutnya.