Viral di Media Sosial

100 Hari Menjabat, Dedi Mulyadi Sudah Marahi 2 Sosok Ini Depan Umum, Ada yang Karena Tagih Janji

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEDI MULYADI MENGAMUK - Emosi Dedi Mulyadi pernah meledak di depan umum, pada Kamis (27/3/2025). Kala itu, Dedi Mulyadi marah saat berhadapan dengan karyawan Hibics Fantasy di kawasan Puncak Bogor.

TRIBUNJAKARTA.COM - Baru 100 hari menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi selalu menjadi bahan perbincangan publik.

Yang terbaru, Dedi Mulyadi mengamuk di acara Nganjang Ka Rakyat yang berlangsung di Desa Sukamandijaya kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Rabu (28/5/2025) malam berlangsung ricuh. 

Hal tersebut disebabkan adanya sekelompok suporter sepakbola Persikas Subang yang membentangkang Spanduk penolakan Persikas Subang dijual.

Sontak saja hal tersebut membuat  KDM berdiri dari duduknya dan marah besar sambil menunjuk-nunjuk sejumlah pendukung Persikas.

“Hei, ini forum saya, bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat bukan dengan Persikas. Anak muda gak punya otak kamu!” teriak KDM di hadapan ribuan warga dan pejabat yang hadir, termasuk Sekda Jabar, Bupati Subang, dan Wakilnya.

“Saya tidak terima anda, saya cari kamu,” timpalnya.

Momen kemarahan KDM tersebut bertepatan dengan sesi acara di atas panggung suasana sedih.

Suasana sempat hening saat KDM berhenti bicara.

DEDI MULYADI MARAH - Ekspresi Wajah KDM Memarahi Suporter Persikas Subang yang buat ulah di acara KDM Nganjang Ka Rakyat. (Istimewa/Dok Humas Pemprov Jabar)

Gubernur Jawa Barat itu juga meminta, anak muda yang membentangkan spanduk tersebut untuk dicari dan spanduk nya tersebut untuk segera diambil.

Dalam kemarahannya itu juga, Dedi Mulyadi menyatakan Persikas pindah kemanapun tidak mempengaruhi orang miskin untuk makan.

“Orang Subang bukan butuh Persikas untuk hari ini. Orang Subang butuh jalan yang baik, butuh sekolah yang baik. Dalam persepakbolaan untuk menjadi Liga 1, Liga 2 itu memerlukan biaya besar. Tidak bisa Pemda Subang untuk mengurus main bola, duitnya ga cukup,” kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Diduga pembentangan spanduk selamatkan Persikas di acara Gubernur Jawa Barat ini sudah direncanakan sebelumnya. 

Mereka itu mengatasnamakan Persikas Fans Menyapa KDM dan meminta KDM untuk menyelamatkan Persikas agar tidak dijual.

Penelusuran TribunJakarta.com, emosi Dedi Mulyadi ternyata juga pernah meledak di depan umum, pada Kamis (27/3/2025).

Kala itu, Dedi Mulyadi marah saat berhadapan dengan karyawan Hibics Fantasy di kawasan Puncak Bogor.

Momen itu terjadi saat Dedi Mulyadi meninjau kondisi terkini dari pembongkaran dan penanaman pohon di lahan yang sebelumnya berdiri bangunan Hibisc Fantasy.

Ketika akan meninggalkan lokasi, pria yang karib disapa KDM itu didatangi sejumlah pemuda yang merupakan karyawan di Hibisc Fantasy.

Rupanya mereka datang untuk menagih janji Gubernur Jawa Barat itu yang menyebut tetap akan membayarkan gaji karyawan meskipun bangunan tersebut dibongkar.

Perwakilan karyawan itu terdiri dari seorang pria dan wanita.

Mereka berbicara dengan Dedi Mulyadi sambil menunjukan bukti video jika KDM pernah berucap akan membayarkan sisa gajinya.

Namun, dalam kesempatan itu KDM pun menegaskan jika yang akan mendapatkan upah adalah mereka yang ikut menanam pohon.

"Nanam pohon, saya kasih bantuan pada anda asal mau bantu nanam pohon," ujar eks Bupati Purwakarta tersebut.

Akan tetapi, perwakilan Hibisc Fantasy itu kembali meresponsnya jika dalam video tersebut KDM tidak memberikan syarat untuk menanam pohon untuk mendapat gaji.

"Dengerin dulu, bukan urusan videonya, saya membantu kompensasi Anda yang nganggur di sini, tapi saya minta tanggung jawab moral anda, bantu nanam pohon di sini," kata KDM dengan nada tinggi.

KDM yang semakin tersulut emosinya pun menjelaskan jika alasan pembongkaran dan penanakan itu dilakukan untuk mencegah bencana terjadi.

"Jadi kalau mau nyalahin bukan sama saya nyalahinnya, sama orang yang melanggar," katanya.

Salah seorang karyawan wanita pun berusaha menjelaskan jika maksud dan tujuannya menghadap bukan bermaksud menyalahkannya.

Namun belum selesai menjelaskan, KDM kembali mengutarakan ucapannya dengan nada tinggi bahwa orang-orang yang bekerja di wisata tersebut memiliki tanggungjawab yang besar atas banjir yang terjadi.

Bahkan, ia pun menyinggung agar karyawan tersebut tidak hanya ongkang-ongkang kaki namun turut berperan aktif.

Di samping, karyawan yang menagih janji itu memang tidak ikut serta dalam penanaman pohon karena mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

"Saya orang sunda, ulah ngamenak, saya hanya minta cuma nanam pohon, kan saya udah beberapa kali minta ajakin yang di sini nanam pohon, masa naman satu pohon aja gamau," katanya.

"Anda sudah berdosa di sini, dosa terhadap lingkungan, orang meninggal, anda mendapat gaji dari rintihan orang lain yg kebanjiran, saya hanya minta tanam pohon, saya bayar, karena yamg lain udah nanam pohon ini ongkang-ongkang kaya menak," tambahnya.

Namun tak berselang lama, Dedi Mulyadi meminta maaf.

Permintaan maaf itu disampaikan Dedi Mulyadi lewat akun Instagramnya @dedimulyadi71. 

"Maafkan agak nge-gass, tapi yakinklah saya sangat sayang kepada kalian semua," ujar Dedi dikutip dari akun Instagramnya, Jumat (28/3/2025).

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

Berita Terkini