Viral di Media Sosial

Tangis Orangtua Devit di Depan Rektor ITB,Anak Kuli Kayu yang Lolos SNBP Buat Bangga Warga Sekampung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LOLOS SNBP - Tangis orangtua Devit Febriansyah (18), siswa SMAN 1 Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar) pecah saat rektot Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Tata datang ke rumahnya langsung.

TRIBUNJAKARTA.COM - Tangis orangtua Devit Febriansyah (18), siswa SMAN 1 Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar) pecah saat rektot Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Tata datang ke rumahnya langsung.

Diketahui, Devit menjadi satu dari tiga pelajar di Sumbar yang masuk ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Ia menjadi satu-satunya warga di Kecamatan Malalak yang berhasil masuk ITB.

Latar belakang keluarga yang sederhana, membuat warga berbangga dengan pencapaian Devit.

Julimar, ibunda Devit bekerja sebagai tukang sisir kayu manis. Sementara ayahnya, Doni Afrijal bekerja sebagai kuli angkut kayu manis.

Jangankan untuk membeli barang-barang mahal, penghasil keduanya pun dalam sehari tak menentu.

Namun, derajat mereka solah terangkat karena kegigihan Devit menimba ilmu hingga Prof Tata dan istrinya rela datang ke rumah mereka di Sumbar.

Kedatangan Prof Tata yang tak diketahui Devit membuat dirinya panik dan tremor.

Bahkan dalam instagram @satosoim, ia sampai diarak warga bersama sang rektor di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat.

lihat foto Devit Febriansyah, siswa SMAN 1 Bukittinggi, Sumbar berhasil lolos SNBP di ITB. Warga yang bangga sampai patungan untuk biaya keberangkatannya ke Bandung. Bahkan Rektor ITB ikut menemui Devit di Sumbar. Keren banget ya

"Devit ITB, Devit ITB," begitulah seruan dari para warga.

Doni yang berada di barisan depan sejajar dengan Devit dan Prof Tata sampai mengepalkan tangannya ke atas ketika seruan tadi berbunyi.

Senyumnya merekah, seolah ia lupa bahwa sebelumnya sempat menangis sesunggukan karena haru didatangi Prof Tata.

Saat itu kepala Doni hanya bisa tertunduk. Tangannya terus mengusap air mata yang tumpah. 

Hingga Prof Tata mencoba menenangkan dengan menepuk pundak sang ayah.

Dari sini juga terungkap cita-cita lain dari Devit.

Ia bercerita ingin membelikan rumah untuk kedua orangtuanya lantaran selama ini tempat berteduh mereka masih menumpang ke orang lain.

Warga Sekampung Biayai ke Bandung

Mengingat jarak lokasi rumah dan kampus yang jauh dan lintas Provinsi, membuat warga sekampung urunan untuk keberangkatan Devit.

Dari instagram @santosoim, terlihat list panjang yang merupakan nama warga sekampung yang ikut memberikan bantuan untuknya.

Deretan list panjang ini sangat rinci dilengkapi dengan nominal uang yang disumbangkan.

"Devit keterima ITB bikin bangga sekampung, penduduk bantu Devit, 500rb..100rb dst...," keterangan dalam video itu.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini