Jalur Puncak Macet, Dedi Mulyadi Liburkan 'Lagi' Operasional Angkot, Uang Kompensasi Diberikan Senin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEDI MULYADI - Jalur Puncak Macet, Dedi Mulyadi Liburkan 'Lagi' Operasional Angkot, Uang Kompensasi Diberikan Senin

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali meliburkan operasional angkutan kota hingga angkutan perdesaan sepanjang Jalur Puncak, Bogor mulai hari ini, Sabtu (28/6/2025) sampai Minggu (29/6/2025).

Langkah ini diambil usai Jalur Puncak mengalami kemacetan pada libur panjang kali ini.

Pasalnya disejumlah media sosial banyak memperlihatkan momen kemacetan di Jalur Puncak sejak Jumat (27/6/2025) siang.

"Libur panjang volume kendaraan meningkat di puncak terjadi kemacetan kemarin untuk itu karena orang liburan itu untuk menikmati kebahagiaan dan tidak boleh stres Saya menginstrusikan kepada semua jajaran dishub agar angkutan kota, angkutan perdesaan yang biasa beroperasi di wilayah Cisarua, Puncak dan sekitarnya hari sabtu ini untuk tidak beroperasi dan hari minggu besok," katanya dikutip dari instagram @dedimulyadi71.

Nantinya, kompensasi akan diberikan langsung melalui rekening para sopir yang sudah dimiliki Mantan Bupati Purwakarta ini.

Namun, kompensasi akan dikirimkan pada Senin (30/6/2025) mendatang.

"Hari senin nanti akan kita bantu, karena seluruh nomor rekening para sopir yang berlangganan beroperasi di wilayah tersebut sudah ada di kami," jelasnya.

Bukan Kali Pertama

Langkah ini bukanlah kali pertama yang diambil oleh Dedi Mulyadi.

lihat foto Rofidah Nurhana Lestari, anak sopir truk pengangkut jerami di Gunungkidul berhasil mendapatkan beasiswa penuh di Fakultas Teknologi Pertanian, UGM. Bahkan keahliannya menulis puisi membuat dirinya dilirik jurnalis senior, Najwa Shihab.

Tecatat, Dedi Mulyadi sudah tiga kali memberikan kompensasi karena meliburkan operasional angkot di Jalur Puncak.

Namun untuk kali kedua dan ketiga ini, kompensasi langsung diberikan ke nomor rekening sopir.

Sebab Dedi Mulyadi pernah kecele pada pemberian kompensasi yang pertama.

Saat itu, dana kompensasi ini sempat disunat Rp 200 ribu dari total Rp 1 juta.

Kasus pemotongan dana ini terkuak dan viral setelah Emen Hidayat, seorang sopir angkot di Puncak membongkar adanya pemotongan dana.

Kepada Dedi Mulyadi, Emen curhat jika uang itu diberikan kepada tiga pihak, yakni oknum Dishub, Organda dan KKSU. 

Emen pun blak-blakan menyebut nama Nandar sebagai sosok yang meminta jatah kepada para sopir angkot. 

"Saya aja komunitas ada 20, nyerahin 4 juta. Itu buat KKSU, Organda sama Dishub (Kabupaten Bogor)," jelas Emen saat itu.

Berangkat dari pengalaman inilah, Dedi Mulyadi ogah kecele dan kompensasi akan diberikan kepada sopir angkot yang terdampak secara langsung.

"Ya tetapi ga boleh ada kejadian yang kemarin lagi. Kita langsung saja pada yang bersangkutan, sehingga dalam dua hari seluruh angkot yang menuju jalur Puncak di Kabupaten Bogor diliburkan. Sehingga para wisatawan nyaman dan tidak berdampak pada kemacetan yang horor," pungkasnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini