Kisah Pengasuh di Ciracas Rawat Bocah Lumpuh Layu, Ayahnya Tak Jelas karena Kerjaan Ibu Kandung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ALAMI LUMPUH LAYU - Ilustrasi anak. Kisah pilu bocah perempuan bernama Kirana yang mengalami lumpuh layu diasuh warga Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Ayah bocah tidak jelas karena kerjaan ibu kandung.

Andri tak mengatahui secara pasti sampai kapan terapi tersebut harus dijalani hingga bisa membuat Kirana sembuh dari penyakitnya.

Ia menilai, ibu pengasuh Kirana rutin memberikan terapi bahkan datang ke sejumlah tempat pengobatan demi kesembuhan anak tersebut.

"Kirana tetap masuk jadi pantauan kami, rutin kami monitor. Jadi dia rutin juga ke rumah sakit gitu, yang penting kan ada inisiatif untuk ke rumah sakit, kadang-kadang kan banyak juga yang enggak mau ke rumah sakit atau malu lah, Tapi ini sih alhamdulillah dari si ibu yang ngerawat ngasuh ini, mau, gitu," katanya.

Terkait Kirana, Andri menuturkan pihaknya secara rutin melakukan penyisiran terhadap anak-anak stunting maupun butuh pengobatan karena memiliki penyakit bawaan sejak lahir.

Kirana memiliki penyakit bawaan lahir yaitu tulang layu dan butuh pengobatan rutin.

Andri P Maila menerangkan, anak tersebut awalnya memiliki penyakit TBC dan kemudian dilakukan intervensi oleh pihaknya sampai sembuh.

Setelah sembuh, ternyata bocah malang itu memiliki penyakit tulang punggung layu, sehingga sampai saat ini belum bisa berjalan seperti anak-anak pada umumnya.

"Bukan sakit polio. Jadi tulang punggungnya itu lemes," kata Andri. 

"Seiring waktu, waktu pertama kita data itu dia usianya masih 9 bulan, sekarang usianya sudah 2 tahun 10 bulan, kami sudah monitor, sudah dijangkan," imbuhnya.

Menurut Andri, bocah tersebut saat ini sedang dilakukan terapi agar kakinya tidak terus menekuk dengan sepatu khusus yang telah diberikan.

Namanya sepatu Avo, khusus terapi bagi kaki yang sulit berjalan agar sarafnya kembali berfungsi dan normal.

"Nah, emang sekarang karena dia kemarin kebutuhannya kan kakinya itu nekuk karena lumpuh layu, karena ada saraf dan mungkin ada kelainan di sarafnya, sebenarnya sih mudah-mudahan bisa sembuh," jelasnya.

Proses pembuatan sepatu Avo dilakukan setelah pihak kelurahan bersurat ke Bazanas Bazis Jakarta Timur. 

Setelah disetujui, Kirana pun diajak ke lokasi pembuatan sepatu khusus itu untuk mengukur kakinya agar melekat saat digunakan.

Proses pengajuan bantuan ke Baznas Bazis, kata Andri, diproses sangat cepat. 

Namun, pembuatan sepatu Avo membutuhkan waktu sekitar dua minggu.

"Harus dicetak ke anaknya, dibawa. Kemarin kami fasilitasi, kami antar ke sana, gitu kan. Pokoknya emang anak spesial lah, jadi penanganannya harus spesial juga, terangnya. (WartakotaLive)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini