TRIBUNJAKARTA.COM - Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal yang memuat 65 orang itu tenggelam setelah 24 menit bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kapal mengalami mati mesin total (blackout).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, yang mengatakan bahwa kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB.
"Pukul 23.20 WIB kami mendapat info perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya panggilan distress (darurat)," kata Wahyu.
Berselang lima menit kemudian, tepatnya pukul 23.35 WIB, petugas jaga syahbandar melihat kapal tersebut tenggelam.
Pukul 00.18 WIB, tim gabungan telah dikerahkan untuk melakukan pencarian.
Pihaknya menerjunkan RIB ke titik terakhir kapal tersebut terpantau untuk melakukan proses evakuasi.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta dari peristiwa tersebut, sebagai berikut:
1. Tangis Keluarga Korban
Kerabat korban KMP yang tenggelam kini mencari informasi terkait kondisi terkini penumpang yang menumpang kapal yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang itu.
Salah satunya, keluarga kru kantin KMP Tunu Pratama Jaya, Elok Rumantini, yang dipastikan meninggal dunia berdasarkan video yang diterima keluarga.
"Dari video itu keluarga memastikan bahwa jasad yang ditemukan adalah Elok," kata kerabat Elok, Syaiful Bahri.
Keluarga mengenali Elok dari ciri-ciri fisik hingga pakaian yang dikenakan.
Mendengar kabar tersebut, keluarga yang telah menunggu sejak dini hari, seketika histeris.