TRIBUNJAKARTA.COM - Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, beri klarifikasi soal pernyataan Wagub DKI Jakarta Rano Karno atau Doel tentang sanksi berupa pemotongan tunjangan kinerja (tukin) bagi ASN yang telat pada hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025)
Doel sebelumnya menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta tak akan memberikan keringanan bagi para ASN yang terlambat, termasuk karena alasan mengantar anak di hari pertama masuk sekolah.
Doel bilang, Pemprov DKI tak akan segan-segan memangkas tunjangan kinerja (tukin) bagi pegawai yang terlambat itu.
Terkait pernyataan ini, Chico mengatakan bahwa Wagub Rano Karno tidak benar-benar mengancam para ASN yang mau mengantarkan anak pada hari pertama masuk sekolah.
Pernyataan itu kata Chico ditujukan, agar ASN yang sebenarnya tidak mengantarkan anak ke sekolah tak menjadikan itu sebagai alasan.
“Sebenarnya maksud Pak Wagub adalah yang antar anak sekolah enggak apa-apa telat, tapi jangan sampai ini jadi alasan oleh ASN yang enggak antar anak sekolah,” ujar Chico dikutip dari Kompas.com.
Ia pun menegaskan, Pemprov DKI Jakarta memberikan toleransi bagi ASN yang benar-benar terlambat karena antar anak ke sekolah hari ini.
Namun bagi ASN yang tidak mengantarkan anak tapi datang terlambat, akan diberikan sanksi berupa pemotongan tunkin atau tunjangan kinerja.
Ia pun membantah bila Pemprov DKI Jakarta disebut tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat.
“Kita kan enggak mungkin bersebrangan dengan pemerintah pusat. Badan Kepegawaian Nasional justru meng-encourage (mendorong) untuk orangtua mengantar anak masuk sekolah hari pertama,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Rano Karno disebut tak sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat usai menyebut tidak ada toleransi bagi ASN yang terlambat di hari pertama masuk sekolah, Senin (14/4/2025).
Pasalnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti justru mengimbau para orangtua turut mengantar anaknya masuk sekolah pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah 2025 yang dirancang untuk menumbuhkan semangat baru bagi seluruh murid di sekolah pilihan masing-masing.
Ia pun menegaskan, kehadiran orang tua pada hari pertama sekolah merupakan bentuk dukungan moral dan emosional yang penting, terutama bagi anak-anak yang akan memulai jenjang pendidikan baru.
“Ini nantinya akan menjadi bagian dari arah baru MPLS 2025 dimana budaya yang ingin kita bangun di satuan pendidikan adalah budaya yang ramah. Karena itu, kita menamai MPLS 2025 sebagai MPLS yang ramah,” ucapnya.
“Kami ingin menciptakan suasana kehidupan yang saling menghormati, saling menerima, dan penuh sukacita agar anak-anak dapat meraih cita-cita mulia dalam kehidupannya,” sambungnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.