Viral di Media Sosial

"Kamu Ngga Akan Bisa", Mahasiswi Difabel Kerap Diremehkan, Kini Dapat Beasiswa Pascasarjana

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KISAH INSPIRATIF - Kisah mahasiswi difabel bernama Putri Mayasari Ruidahasi yang berhasil menjadi Sarjana Komputer.

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok difabel bernama Putri Mayasari Ruidahasi kerap diremehkan saat dirinya memutuskan untuk berkuliah.

Tubuhnya yang hanya bisa berbaring di atas kursi roda rupanya masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.

Padahal semangatnya menempuh pendidikan tak pernah padam. Keterbatasan fisiknya bukanlah suatu penghalang.

Ia bertekad menjadi seorang sarjana di tengah kondisinya yang seperti itu.

Hingga akhirnya memutuskan untuk mengambil program studi Sistem Komputer di Universitas Pembangunan Panca Budi yang ada di Kota Medan.

Di saat itulah, pihak kampus menguak jika Putri kerap diremehkan dengan perkataan yang cukup menyayat hati.

"Mereka bilang "kamu ngga akan bisa"," dikutip dari TikTok unpabofficial, Rabu (6/8/2025).

Namun, Putri berhasil membungkam semua ocehan miring itu.

Ia berhasil lulus menjadi Sarjana Komputer dengan IPK 3,68.

lihat foto Di usia 16 tahun, Fairuz Khalishah Sastaviana sudah menjadi maba termuda di Universitas Negeri Yogyakarta. Ia diterima menjadi mahasiswa S1 program studi Bahasa Inggris. Rupanya 'otak encer' Fairuz sudah terlihat sejak SD loh.

"tapi hari ini ia membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang dan ilmu adalah milik siapa saja yang mau berjuang," tambah keterangan caption.

Momen wisuda dirinya diantar oleh orangtuanya, Rudi Kurnia dan Tari Tambunan juga diabadikan dalam akun TikTok tersebut.

Ketika namanya dipanggil, suasana berubah menjadi haru. Para wisudan mengarah kepadanya.

Saat itu, Putri didorong oleh orangtuanya menuju ke depan untuk menerima ijazah.

Bahkan Putri berhasil mendapatkan beasiswa pascasarjana.

Perjuangan Putri

Dari kondisi Putri, tentulah muncul pertanyaan bagaimana ia bisa menyelesaikan kuliahnya.

Kursi roda tempatnya berbaring menjadi saksi bisu perjuangan Putri meraih mimpi.

Rudi, ayah Putri sempat bercerita jika banyak universitas yang tak menerima mahasiswi difabel.

Sampai akhirnya sang anak berlabuh di kampus swasta tersebut, yang mau menerima mahasiswi difabel.

"Awal mula dia minta kuliah banyak kampus sih ditujunya, cuman ada sebagian kampus yang tidak menerima mahasiswa difabel. Jadi untuk mengangkat dan menggendong dia, itu tidak bisa sembrono orang. Kenapa? Kita takut salah angkat tulangnya bisa patah," ucapnya dikutip dari Youtube Unpab, Rabu (6/8/2025).

Dukungan orangtuanya begitu besar. Mereka juga yang mengantarkan Putri berkuliah hingga mendapatkan ijazahnya.

"Jadi awal-awalnya paling support saya masuk kuliah adalah orangtua saya. Terima kasih juga tidak putus semangatnya," ucap Putri.

Akses TribunJakarta.com diĀ Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini