TRIBUNJAKARTA.COM - Di tengah berbagai isu politik nasional, makan siang antara Wapres Gibran Rakabuming Raka dengan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad seolah menggambarkan pepatah barat yang sesungguhnya, "tidak ada makan siang gratis".
Setidaknya anggapan itu muncul dari analisis pengamat politik Yunarto Wijaya saat berbicara di program Kompas Petang, Kompas TV, Sabtu (9/8/2025).
Yunarto membaca motif di bali pertemuan dua elite politik yang disatukan tiga menu hidangan itu: Mie bakso, nasi dendeng balado dan tumis Daun Pepaya.
Menurutnya, tiga menu itu hanya menjadi penghantar diskusi serius tentang segitiga hubungan presiden beda masa, Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.
Ketiga presiden kini menjelma kekuatan politik besar, masing-masing dengan basis massa dan pengaruhnya.
Prabowo dengan kekuasaan sebagai pemimpin tertinggi negeri dan Ketua Umum Gerindra, menjadi sosok sentral politik nasional.
Sementara Megawati adalah Ketua Umum PDIP, partai terbesar di parlemen dengan kader solid nan ideologis. Kekuatan politik cucu Bung Karno begitu diperhitungkan Prabowo dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Di sisi lain, Jokowi adalah presiden yang berjasa bagi Prabowo. Eks Gubernur Jakarta dan Wali Kota Solo itu adalah sosok yang mengangkat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan 2019-2024. Dukungan pada Pilpres 2024, salah satunya dengan menyandingkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai wapres, bukan kontribusi kecil mengantar Prabowo menjadi RI1 ke-8.
Namun, hubungan Megawati dan Jokowi tidak baik-baik saja. Jokowi merupakan eks kader banteng yang dipecat Megawati dengan cap pengkhianat.
Hubungan tiga presiden ini menjadi dinamika tersendiri di tengah visi besar Prabowo yang mengutamakan konsolidasi.
Prabowo terus memperlihatkan kemesraan dengan Jokowi dengan beberapa kali mengunjungi Solo.
Terkahir, putra Sumitro djojohadikusumo menemui Jokowi jelang menghadiri penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Minggu (20/7/2025). Kongres tersebut juga mengukuhkan Kaesang Pangarep, bungsu Jokowi, menjadi Ketua Umum partai yang berganti logo dari mawar menjadi gajah itu.
Tidak lama setelahnya, Prabowo memberikan amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong.
Seperti diketahui, Hasto merupakan mantan Sekjen PDIP, partai pimpinan Megawati yang memecat Jokowi.
Sedangkan Tom adalah mantan Menteri Perdagangan era Jokowi, yang pada Pilpres 2024 menjadi pendukung Anies Baswedan, lawan dari calon jagoan Jokowi, Prabowo-Gibran.