TRIBUNJAKARTA.COM - Kelakuan Bupati Pati, Sudewo terus dikuliti warganet semenjak dirinya mengeluarkan pernyataan yang dinilai menantang warga terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Bupati Pati Sudewo akhirnya muncul dan meminta maaf kepada publik.
"Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas pernyataan saya yang mengatakan '5 ribu orang silakan, 50 ribu massa silakan',"
"Saya tidak menantang rakyat sama sekali. Tidak ada maksud untuk menantang rakyat. Masa rakyat saya tantang?" ungkap dia dalam konferensi pers di Kantor Bupati Pati, Kamis (7/8/2025).
Sebelumnya pernyataan Sudewo yang memicu amarah publik terjadi pada Selasa (15/7/2025) lalu.
Pernyataannya Sudewo kala itu terkesan menantang masyarakat untuk berdemo bila mereka protes terhadap kebijakannya yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Sudewo pun menyebut, pernyataan itu tidak bermaksud untuk menantang seluruh warganya.
Ia mengatakan pernyataan itu dilontarkan dengan maksud agar demonstrasi yang rencananya digelar massa 13 Agustus 2025 berjalan lancar.
Ia pun berharap agar aksi demo itu murni tuntutan aspirasi masyarakat bukan karena ditunggangi pihak-pihak tertentu.
Sudewo mengakui, dirinya masih banyak kekurangan dalam memimpin Kabupaten Pati.
Oleh sebab itu ia kini mengatakan bakal berkomitmen mendengarkan masukan dari pihak manapun untuk perbaikan Kabupaten Pati.
"Saya minta maaf di awal masa pemerintahan saya ini saya memang banyak kekurangan," kata dia.
Kelakuannya dikuliti warganet
Belakangan nama Bupati Pati, Sudewo memang tengah jadi sorotan.
Kebijakannya yang kontroversi yakni menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB‑P2) hingga 250 persen membuat dia banjir kritikan tajam dari warga Pati.
Seolah menantang warga, ia pun mengaku tak gentar didemo puluhan ribu orang karena kebijakannya itu.
Hal ini membuat banyak warga Pati geram. Mereka bahkan mengaku akan tetap menggelar aksi besar-besaran tanggal 13 Agustus mendatang meski Bupati Sudewo sudah minta maaf.
"Massa lebih dari 50.000 sesuai tantangan Bupati Pati Sudewo. Insya Allah demonstrasinya akan baik-baik saja, dilarang merusak fasilitas umum dan sebagainya," kata Supriyono (45) alias Botok, Koordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, dikutip dari TribunJateng.
Beriringan dengan badai protes itu, di media sosial justru beredar video yang memperlihatkan sisi lain seorang Sudewo.
Kelakuan sang bupati terus dikuliti oleh warganet.
Salah satu video yang beredar di media sosial X, memperlihatkan Sudewo yang tengah menyawer seorang biduan.
Video itu diunggah akun X atau Twitter @gojekmilitan pada Kamis (7/8/2025).
Dalam video itu, terlihat Sudewo tengah berada di depan biduan wanita.
Ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam, terlihat asyik bergoyang bersama sang biduan.
Tangan kanannya memegang mik, sedangkan tangan kirinya menggenggam segepok uang pecahan Rp 50.000.
Seraya melantunkan lagu dangdut berjudul Terajana, dirinya menyodorkan uang itu kepada biduan.
Uang yang disodorkan pun ditarik perlahan selembar demi selembar oleh sang biduan.
" Hingga tak kusadari, Pinggul bergoyang-goyang, Rasa ingin berdendang, Pinggul bergoyang-goyang, Rasa ingin berdendang," nyanyi Sudewo sembari menyawer.
Belum ada pernyataan resmi dari Bupati Pati Sudewo terkait viralnya videonya nyawer biduan itu.
Hanya saja diketahui, peristiwa tersebut terekam dalam acara Sedekah Laut TPI Juwana di Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Sabtu, 19 April 2025 lalu.
Postingan tersebut pun menuai beragam pendapat masyarakat.
Tidak hanya itu, sebelum video nyawer biduan tersebut viral, nama Sudewo juga sempat disorot gara-gara mengundang Trio Serigala di bulan Juni 2025 lalu.
Trio Serigala yang berpakaian seksi itu menggelar konser di Pendopo Kabupaten Pati. Hal ini mendapat banyak kritik dari masyarakat kala itu.
Menurut publik, Pemerintah Kabupaten Pati dinilai tidak tepat mengundang Trio Srigala dalam acara pemerintahan.
Sudewo, akhirnya akhirnya meminta maaf kepada publik. Ia pun mengatakan atraksi yang dilakukan Trio Srigala bersifat spontan.
"Saya meminta maaf atas atraksi yang dilakukan oleh Tiga Srigala di Pendopo Kabupaten beberapa hari yang lalu, atraksi tersebut spontan," katanya seperti dikutip dari instagram Folk Konoha pada Senin (16/6/2025).
Sudewo mengaku juga terkejut dengan adanya atraksi semacam itu.
Menurutnya, atraksi Trio Serigala tidak layak dilakukan di Pendopo Kabupaten.
"Itu mestinya pasnya dilakukan di luar Pendopo Kabupaten, dengan kejadian ini saya meminta maaf, tetapi ini merupakan suatu proses kita untuk instropeksi menuju sebuah kebaikan," katanya.
(TRIBUNJATENG/TRIBUNJAKARTA)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya