Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA PUSAT - Komisi E DPRD DKI Jakarta merekomendasikan agar Dinas Kesehatan (Dinkes) mengkaji ulang Program Penanganan Gizi Buruk atau stunting.
Rekomendasi tersebut dibacakan langsung Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Agustina Hermanto di rapat Badan Anggaran (Banggar) laporan hasil konsultasi komisi terhadap Rancangan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD DKI 2026, Senin (11/8/2025).
Komisi E DPRD DKI Jakarta membidangi kesejahteraan rakyat meliputi Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Olah Raga dan Kepemudaan, Dinas Pemberdayaan dan Pengendalian Penduduk, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Dinas Kebudayaan, RSUD dan RSKD, Biro Pendidikan dan Mental Spiritual, Biro Kesejahteraan Sosial, serta unit kerja perangkat daerah yang serumpun dan sejenis.
“Komisi E mendorong kaji ulang program stunting,” kata Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Tina Toon itu di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Evaluasi ini, lanjut Tina, mencakup penyesuaian jenis makanan dan gizi yang diberikan kepada anak balita melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Ia menegaskan, PMT harus berupa kudapan aman, bermutu, mengandung gizi sesuai kebutuhan anak, serta memperhatikan aspek keamanan pangan.
“Evaluasi jenis pangan tambahan, kebutuhan kalori, dan biaya per orang dengan besaran jumlah dan nominal berdasarkan pertimbangan yang patut dari Dinas Kesehatan,” jelasnya.
Menurut Tina, kaji ulang ini diyakini akan berdampak signifikan pada penurunan angka stunting di Jakarta. Pencegahan bahkan bisa dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan.
Mulai dari menjaga asupan makanan ibu hamil, rutin memeriksakan kehamilan, mengonsumsi vitamin prenatal, berolahraga, hingga menerapkan pola hidup sehat dan menghindari paparan asap rokok.
“Kalau ibu hamil sehat, peluang melahirkan anak stunting akan jauh berkurang,” tegasnya.
Setelah anak lahir, lanjut Tina, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menjadi faktor penting dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
“Dengan begitu, program pencegahan dan penanganan stunting bisa berjalan optimal dan tepat sasaran,” pungkasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya