Saat Ibu Prajurit Berlutut ke Pangdam,Ada Aduan Besar Soal Kejanggalan di Balik Tewasnya Prada Lucky

Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TEWAS DIANIAYA SENIOR - Sersan Mayor (Serma) Christian Namo menjadi sorotan setelah putranya Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) tewas diduga di tangan senior. Momen haru saat ibunda prajurit TNI AD Prada Lucky yakni Sepriana Paulina Mirpey, berlutut pada Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto.

TRIBUNJAKARTA.COM - Momen haru terjadi saat ibunda prajurit TNI AD Prada Lucky Chepril Saputra Namo yakni Sepriana Paulina Mirpey, bertemu dan berlutut pada Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto.

Momen ini terjadi karena ibunda sang prajurit berjuang mencari keadilan bagi putra tercintanya.

Pihak keluarga berharap langkah ini mampu membuka jalan bagi penyelidikan yang lebih transparan dan menyeluruh.

Diketahui, Prada Lucky Chepril Saputra Namo menjadi korban tewas diduga dianiaya 20 seniornya, pada Rabu (6/8/2025).

Prada Lucky merupakan prajurit TNI AD dari Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di balik kematian Prada Lucky, masih ada yang memfitnah sang prajurit, meski sudah tiada.

Ada isu yang menyebarkan bahwa Prada Lucky dianiaya senior karena ada penyimpangan seksual.

Namun hal itu langsung ditepis oleh kakak Prada Lucky.

"Tidak benar, tidak terbukti. Adik saya itu selama ini laki-laki normal dan bergaul dengan siapa saja," kata Lusi dikutip dari TribunJatim.

Lusi meyakini isu tersebut disebar guna menutupi tindakan keji yang dilakukan terhadap adiknya.

"Pastinya itu untuk menutupi air mereka karena sudah siksa adik saya sampai meninggal. Ini kan (isu penyimpangan seksual) tidak tertangkap tangan. Mana buktinya ?" tegas Lusi Namo.

Saat bertemu dengan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto, Sepriana Paulina Mirpey sampai berlutut memohon.

Ia memohon, meminta agar tak ada lagi fitnah terhadap Lucky Namo.

"Saya berlutut di bapak, saya mohon bapak, saya seorang ibu bapak, saya mohon bapak butuh keadilan untuk anak saya bapak," katanya.

"Bapak tolong jangan ada fitnah lagi, tolong anak saya sudah meninggal, saya mohon, saya seorang ibu."

"Tolong. Anak saya penopang hidup saya, kebanggaan saya," katanya.

Sepriana menekankan ia rela jika anaknya gugur di meda perang.

"Saya jadikan dia untuk TNI bapak. Kalau mati di medan perang boleh bapak tapi in oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, bapak tolong."

"Saya mohon bapak dia masih punya adik dua orang lagi bapak," katanya.

Menurutnya Prada Lucky Namo berusaha keras membahagiakan orang tua dan keluarganya.

"Saya sedih bapak, saya punya kebanggaan saya suka saya senang lihat dia pakai loreng, om Jul tahu. Bisa stres gara-gara ini bapak."

"Impian saya dan anak saya itu bapak. Dia pengen bahagiakan saya dan punya andik-adik, adiknya masih kecil bapak."

"Terus siapa yang mau jadi tilang punggung saya sekarang bapak, anak saya sudah tidak ada," katanya.

Sepriana mengatakan hanya bisa berharap meminta keadilan pada pemimpin tertinggi di TNI.

"Terus saya mau berteriak sama siapa, Harapan saya hanya bapak Pangdam, Panglima, Bapak Presiden, saya mohon semua pelaku tidak pandang bulu semuanya ditindak," katanya.

Ia bahkan mengungkap skenario di balik kematian Prada Lucky Namo.

"Itu ada skenario sehingga anak saya sampai dibuat seperti itu. Saya diputus kontak seorang ibu dengan anak diputus kontak sakit bapak. Saya ke sana dia keadaan koma," katanya.

Sementara Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto menerangkan kini 20 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian Prada Lucky Namo

"20 tersangka yang sudah ditahan dan kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan selanjutnya," katanya.

Menurutnya ada satu orang perwira yang menjadi tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.

"Ada satu orang perwira," katanya.

Ada Dugaan Kejanggalan

Sementara itu, pada kasus ini muncul dugaan adanya manipulasi laporan medis kematian Prada Lucky.

Serma Christian Namo, ayah sang prajurit, secara langsung menyampaikan temuannya kepada Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto.

Dalam pernyataan, ayah Prada Lucky membeberkan kejanggalan demi kejanggalan yang ditemukan dalam dokumen medis. 

Fakta-fakta ini berpotensi membuka tabir gelap di balik tragedi yang menimpa anaknya

Sebelum mencurahkan isi hatinya, ayah Prada Lucky Namo sempat meminta maaf karena sikapnya yang turut menjadi sorotan. 

Ia mengaku ini merupakan bentuk emosional seorang ayah atas kepergian anaknya secara tragis.

"Saya akan meminta pertanggungjawaban seorang Ankum terhadap anggotanya, kenapa sampai terjadi kerugian personel," katanya.

Christian kemudian menyampaikan keluhan lainnya mengenai penanganan Prada Lucky Namo saat dalam keadaan darurat. Ia menilai tidak ada kejelasan dan berujung kematian anaknya. 

"Pertanggungjawaban dokter Kes Batalyon yang memanipulasi data informasi/data. Pertanggungjawaban dokter Yon harus di pertanyakan kredibilitasnya seorang dokter hingga berani memanipulasi data/laporan medis," ujarnya. 

Christian mengklaim memiliki bukti perihal tuduhannya ke para medis Batalyon yang diduga melakukan manipulasi laporan medis. 

"Tidak bermaksud menyudutkan siapapun," tambah dia. 

Dia melanjutkan, para pelaku harus bertanggungjawab dan dihukum seberat-beratnya bahkan hukuman mati, termasuk pemecatan. Christian menilai pengamanan personel tidak beraturan. 

"Ankum harus pertanggung jawabkan semua yang terjadi di dalam satuan yang dipimpin olehnya. Proses pelaku secepatnya dengan transparan dan terbuka," katanya. 

Lusi Namo, kakak kandung Prada Lucky Namo juga menaruh harapannya pada kasus ini. Dia berharap ada keadilan bagi adiknya. Baginya, Lucky adalah penopang dan penghibur ibunya, Paulina. 

"Saya berharap keadilan untuk adik saya, jangan ada yang ditutup-tutupi," katanya. 

(TribunJakarta/TribunJatim)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini