TRIBUNJAKARTA.COM - Keributan panas di RSUD Sekayu viral di media sosial.
Keluarga pasien TBC memaki dan membuka paksa masker dokter Syahpri Putra Wangsa.
Dokter Syahpri yang mendapatkan perlakuan kasar dari keluarga pasien akhirnya membawa kasus tersebut ke meja polisi.
Sejumlah pihak pun turut mengawal kasus tersebut.
Lantas, seperti apa duduk perkara kejadian yang dialami dokter Sub Spesialis Ginjal dan Hipertensi tersebut?
Ternyata, kejadian itu dipicu oleh permintaan pulang pasien yang ditolak lantaran sampel dahak masih terlalu sedikit untuk pemeriksaan.
Insiden itu berawal ketika seorang pasien masuk ke Ruang Leban pada 8 Agustus 2025 pukul 21.05 WIB dari IGD oleh perawat Leban.
Pihak rumah sakit kemudian melakukan orientasi ruangan dan edukasi kepada keluarga pasien.
Keluarga pun menandatangani lembar edukasi dan menyetujui agar pasien dirawat di Ruang Leban.
Pasien juga sudah diperiksa kadar gula darah (BSS) dan dilakukan perencanaan tes dahak TCM (Tes Cepat Molekuler).
Sekitar pukul 22.06 WIB, hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan 150 mg/dL.
Pukul 04.28 WIB, dokter residen lalu melakukan kunjungan.
Keesokan harinya, 9 Agustus pukul 06.00 WIB, kadar gula darah pasien berada di angka 131 mg/dL dengan tekanan darah 172/90 mmHg.
Pihak rumah sakit belum bisa melakukan pemeriksaan dahak karena kondisi pasien secara objektif masih mengantuk dan tidak bisa diajak komunikasi.
Sekitar pukul 09.00 WIB, pemeriksaan kesadaran pasien di Ruang Leban RSUD Sekayu menunjukkan nilai E1 M2 V1.