Badai ini menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang yang merusak infrastruktur, rumah, dan lahan pertanian.
Meski di tengah keterbatasan, Melfi tak pernah menyerah.
Ia belajar dengan bersungguh-sungguh, sehingga bisa diterima di UI dan mendapatkan beasiswa dari Paragon Corp.
"Dari kecil Melfi tinggal di rumah beratap daun lontar ini sebelum terkena Badai Seroja," tulis Imam Santoso.
"Kondisi ekomoni, tak halangi untuk bermimpi tinggi," imbuhnya.
Setelah rumah beratap daun lontarnya hancur, Melfi dan sejumlah warga lainnya kini tinggal di rumah bantuan dari pemerintah.
"Setelah badai seroja, Melfi tinggal di rumah komunal bantuan pemerintah dan ditempati beberapa keluarga,"
Menurut Imam Santoso, mengetahui Melfi diterima di UI, seluruh warga desa ikut berbahagia.
Warga desa terlihat berkumpul mendoakan remaja laki-laki tersebut.
"Melfi keterima UI membuat bahagia banyak orang," tulis Imam Santoso.
"Melfi didoakan banyak orang agar sukses di UI," imbuhnya.
Bukan hanya Melfi, anak-anak di Pulau Sawu juga berjuang esktra keras hanya untuk bisa bersekolah.
Anak-anak di Pulau Sawu harus berjalan puluhan KM dan melewati lembah, demi bisa menuntut ilmu.
"Anak-anak di sana sekolah jalan kaki, tempuh pulahan KM, naik dan turun lembah," tulis Imam Santoso.
"Bukan hanya Melfi masih banyak anak lain yang berjuang menembus jarak dan keterbatasan," imbuhnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya