Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) mulai menerapkan Terminal Booking System (TBS) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak 17 Agustus 2025 lalu.
Sistem digital yang dibuat untuk mengantisipasi kemacetan ekstrem ini mewajibkan seluruh truk yang hendak mengirim maupun mengambil peti kemas melakukan pemesanan jadwal kedatangan terlebih dahulu.
Senior Manager Operasi IPC TPK Rudi Dwinanda mengatakan, penerapan TBS merupakan jawaban atas persoalan penumpukan truk yang sempat menimbulkan kemacetan parah pada 16 April lalu.
"Kami berkomitmen bersama pemerintah dan masyarakat untuk mengatur arus kedatangan truk agar lebih terkontrol. Melalui TBS, truk wajib melakukan konfirmasi waktu kedatangan sehingga terminal dapat mengantisipasi dan mengkonsolidasikan jumlah kendaraan yang masuk," ujar Rudi, Rabu (20/8/2025).
Dengan sistem baru ini, setiap truk akan tercatat status kedatangannya.
Truk yang tiba sesuai jadwal dicatat on time, sementara yang lebih cepat masuk kategori early coming, dan yang terlambat late coming.
Meski belum dikenakan sanksi, catatan tersebut menjadi dasar evaluasi untuk menghitung tingkat kepatuhan pengguna jasa.
Rudi menjelaskan, pelayanan bongkar muat di IPC TPK ditargetkan selesai maksimal dalam 60 menit sejak truk masuk hingga keluar.
Selain itu, IPC TPK kini dilengkapi pemantauan lalu lintas real-time mirip aplikasi peta digital.
Dengan teknologi tersebut, petugas dapat mengetahui arus kedatangan truk dari berbagai jalur utama, baik dari arah timur seperti Cakung-Cilincing maupun barat dari Tangerang untuk mengatur personel di persimpangan strategis.
"Jadi nanti kita bisa antisipasi, apa yang harus kita siapkan, personel yang harus kita turunkan berapa gitu ya misalnya, supaya ngatur di persimpangan-persimpangan," ucapnya.
Direktur Utama IPC TPK Guna Mulyana menambahkan, TBS menjadi bagian dari transformasi digital perusahaan, bersamaan dengan penerapan Terminal Operating System (TOS) Nusantara, Join Gate, dan Container Scanner.
Hasilnya mulai terlihat. Periode Januari–Juli 2025, arus peti kemas di IPC TPK tercatat 2.009.185 TEUs, naik 15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ditopang lonjakan ekspor kopi sebesar 311?ri Lampung, impor animal food supplement 405%, serta ekspor karet 122?ri Sumatera Selatan.
Sejalan dengan target trafik 3,5 juta TEUs dan pendapatan Rp2,9 triliun pada 2025, IPC TPK juga menekan rasio keterisian lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR) di bawah 65% untuk mencegah penumpukan truk.
Selain itu, perusahaan terus memperkuat konektivitas dengan membuka 23 rute pelayaran baru dalam tiga tahun terakhir, termasuk ke China, Rusia, Oman, hingga Papua Nugini.
"Konektivitas dan mempercepat port stay menjadi kunci agar dapat memangkas biaya logistik, baik untuk perdagangan dalam negeri maupun ekspor," kata Guna Mulyana.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya