Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, polisi mengamankan satu orang pelajar yang membawa panah di Stasiun Tanah Abang.
"Satu pelajar diamankan dari Stasiun Tanah Abang membawa sembilan busur panah," ungkap dia.
Ade Ary menuturkan, para pelajar tersebut mengaku mendapat ajakan untuk ikut unjuk rasa dari media sosial.
"Dari mana mereka dapat informasi ini mereka dapat informasi? Mereka mengaku dari media sosial, ada ajakan dan provokasi media sosial," tutur Kabid Humas.
Selain itu, ratusan pelajar tersebut juga bolos sekolah dan tidak izin kepada orangtuanya untuk ikut aksi demo di DPR.
"Mereka sebagian berseragam tidak izin orangtuanya, bolos di jam pelajaran. Ini menjadi keprihatinan dan perhatian kita bersama," ujar Ade Ary.
Nantinya, polisi akan meminta orangtua para pelajar untuk datang dan menjemput anak-anaknya. Pihak sekolah juga akan dipanggil untuk memberikan edukasi kepada para siswanya.
"Terhadap pelajar ini kami menggandeng stakeholder dari dinas terkait, menghubungi pihak sekolah juga, kemudian juga pihak orang tua juga akan hubungi untuk dilakukan edukasi yang tujuannya melindungi anak," ucap Ade Ary.
Adapula puluhan pemuda yang diciduk di Stasiun Palmerah. Dikutip dari Wartakota, mereka tengah diinterogasi sebelum nantinya dibawa ke Polda Metro Jaya.
Sebagian besar pemuda tersebut berasal dari Tangerang, Parung, dan Jakarta Selatan.
"Mereka baru turun dari kereta, begitu keluar langsung diamankan," ucap polisi tersebut.
Saat tas mereka digeledah, ditemukan petasan, kacamata goggles anti gas air mata, dan odol.
Selain membawa barang-barang tersebut, beberapa dari mereka diketahui tergabung dalam grup percakapan WhatsApp yang berisi pesan-pesan provokatif.
"Ada tulisan di grup seperti 'sudah siap tempur belum?' Grup-grupnya banyak sekali," tambahnya.
Sebagian dari pemuda yang diamankan diketahui bukan pelajar. Salah satu dari mereka mengaku sudah lulus sekolah, tetapi mengaku sebagai buruh.