Geger Tanggul Beton di Perairan Cilincing Bikin Nelayan Menjerit, Pemprov DKI: Itu Kewenangan Pusat

Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik dan Sosial Cyril Raoul Hakim buka suara soal tanggul beton di peraian Cilincing.

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta
TANGGUL BETON - Gambar udara tanggul beton di pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, yang dikeluhkan nelayan. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik dan Sosial Cyril Raoul Hakim buka suara soal kemunculan tanggul beton sepanjang 3 kilometer di perairan Cilincing, Jakarta Utara.

Pagar beton itu disebutnya bukan tanggung jawab Pemprov DKI, sebab, perizinannya merupakan kewenangan pemerintah pusat atau dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Itu adalah kewenangan dari KKP. Perizinan terkait itu menjadi kewenangan KKP, kementerian,” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).

“Jadi, itu adalah kewenangan pusat yang dikelola oleh Pelabuhan Marunda. Kewenangannya ada di KKP,” sambungnya.

Politikus PDIP yang akrab disapa Chico Hakim ini menambahkan, Pemprov DKI Jakarta sampai saat ini masih terus menginventarisir keluhan dari masyarakat terkait hal ini.

“Sampai sekarang kami masih mencoba untuk mendengar dan menginventarisir permasalahan yang timbul terkait dengan apa yang terjadi dengan pembangunan tanggul ya,” ujarnya.

Seluruh keluhan yang disampaikan disebutnya bakal menjadi perhatian serius Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Keluhan dan masukan dari para nelayan ini juga bakal menjadi bahan evaluasi untuk mencari solusi terkait permasalahan itu.

“Semua keluhan masyarakat, warga Jakarta menjadi perhatian bagi kami di Pemprov Jakarta dan bapak gubernur khususnya. Kami akan melihat apa yang menjadi kendala bagi nelayan dan ke depan semoga ada solusi untuk bisa mengatasinya,” tuturnya.

Kemunculan Pagar Beton Bikin Geger, Nelayan Menjerit

Nelayan mengeluhkan keberadaan tanggul beton yang terpasang di pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.

Mereka mengungkapkan, sejak ada tanggul beton itu, kesejahteraan para pencari hasil laut menjadi berkurang.

Hal itu diungkapkan Heriyanto, salah satu nelayan rajungan warga Kalibaru.

Menurut Heriyanto, titik yang sekarang diokupasi tanggul beton adalah salah satu area pencarian hasil laut.

Sebelum ada tanggul beton itu, nelayan bisa dengan mudah mendapatkan hasil laut seperti rajungan hingga udang di sana.

"Sebelum jadi tanggul kita sejahtera bang, kan rajungan juga banyak di situ. Rajungan, udang di situ, jadi nelayan cukup nyari di pesisir juga ada hasil. Sekarang harus lebih jauh," katanya.

Kini, nelayan rajungan seperti Heriyanto harus melewati jalur yang lebih jauh untuk bisa mencari tangkapan.

Hal itu tentunya menyulitkan aktivitas dia.

Belum lagi, Heriyanto harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya bahan bakar perahu.

"Kalo untuk masalah terganggu, nggak bisa lewat jalur cepat, jadinya kita ke tengah dulu. Tangkapan ikan juga jadi jauh, di pinggir juga udah nggak ada," ungkap dia.

Adapun berdasarkan pantauan, panjang tanggul beton di pesisir Kalibaru itu mencapai lebih dari 1 kilometer.

Ketinggian tanggul beton itu lebih dari 2 meter.

Di dekat tanggul beton itu juga terlihat ada kapal tongkang yang bersandar.

Hingga kini belum diketahui siapa yang membangun tanggul tersebut.

Namun, para nelayan mendengar segelintir kabar bahwa tanggul itu berkaitan dengan proyek batubara di dekat pesisir Kalibaru.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved