Tak Hanya Rocky Gerung, Rektor Universitas Paramadina Juga Jadi Korban Menkeu Purbaya: Belajar Lagi!
Aksi koboy Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali "memakan korban".
TRIBUNJAKARTA.COM - Aksi koboi Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali "memakan korban".
Eks Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu terkenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan dan tak segan mengutarakan kritik.
Pekan lalu, Purbaya me-roasting pakar filsafat Rocky Gerung dengan menyebutnya kurang belajar ekonomi.
Terkini, pernyataan serupa disampaikan Purbaya saat menanggapi kritik dari Rektor Universitas Paramadina Didik Rachbini.
Kritik Didik
Didik mengkritik kebijakan Purbaya yang menempatkan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun ke bank BUMN.
Menurutnya, pengalihan uang pemerintah ke perbankan untuk menggerakkan sektor riil melali penyaluran kredit merupakan kebijakan yang melanggar prosedur.
Menurut Didik, prosedur resmi dan aturan main ketatanegaraan yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 23, UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU APBN, harus dijalankan sebab anggaran negara masuk ke ranah publik, bukan anggaran privat atau perusahaan.
"Pengalihan Rp 200 triliun ke perbankan melanggar prosedur yang diatur oleh Undang-undang Keuangan Negara dan Undang-undang APBN yang didasarkan pada Undang-undang dasar," ujar Didik dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025), dikutip dari Tribunnews.
Didik menyatakan, proses kebijakan yang benar harus dijalankan berdasarkan aturan main. Sebab jika tidak di masa mendatang akan menjadi preseden anggaran publik dipakai seenaknya.
"Alokasi anggaran negara tidak bisa dijalankan atas perintah menteri atau perintah presiden sekalipun," ujar Didik.
"Pejabat-pejabat negara tersebut harus taat aturan menjalankan kebijakan sesuai rencana kerja pemerintah (RKP) yang datang dari kementerian lembaga dan pemerintah daerah," sambungnya.
Menurut Didik, pengeluaran dana Rp 200 triliun juga berpotensi melanggar UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan negara, pasal 22 ayat 4, 8 dan 9.
Pasal 22 Ayat 4 menyebut bahwa untuk kepentingan nasional penerimaan negara dan APBN, bendahara umum negara dapat membuka rekening penerimaan pajak dan PNBP dan rekening pengeluaran operasional APBN di bank umum.
Ayat 8 menyebut, rekening pengeluaran diisi dana dari RKUN atau rekening umum kas negara di bank sentral. Sementara Ayat 9 berbunyi, jumlah dana yang disediakan di rekening umum kas nagara pengeluarannya disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah yang sudah ditetapkan APBN.
"Pengeluaran anggaran negara untuk program-program yang tidak ditetapkan oleh APBN jelas melanggar ayat 9. Ayat ini sangat jelas membatasi jumlah dan tujuan penempatan sebatas pada operasional pengeluaran sesuai rencana pemerintah yang sudah ditetapkan dalam APBN. Bukan untuk program-program yang seingat di kepala lalu dijalankan," ujarnya.
Balasan Purbaya
Menkeu Purbaya pun membalas kritik yang disampaikan Didik.
Ia mengaku sudah menelepon ahli hukum untuk menguji kritik DIdik.
"Pak Didik salah undang-undangnya. Saya tadi ditelepon Pak Lambok, ahli undang-undang kan. Dia bilang sama saya, Pak Didik salah," ujar Purbaya di Istana Negara, dikutip Rabu (17/9/2025).
Purbaya bilang, penempatan dana Rp 200 triliun ini bukan perubahan anggaran. Hanya memindahkan dana pemerintah yang ada di bank sentral yakni Bank Indonesia (BI). Menurut Purbaya, tindakan pengalihan dana itu adalah benar.
"Dan hal ini pernah dilakukan sebelumnya. Ini bukan perubahan anggaran, ini hanya uang kita dipindahkan saja. Enggak ada yang salah," ujar Purbaya.
Purbaya, dengan gaya koboinya pun meminta Didik untuk kembali belajar.
"Dulu pernah dijalankan, tahun 2008, bulan September. 2021, bulan Mei, nggak ada masalah setiap hukum. Jadi Pak Didik harus belajar lagi kelihatannya," jelasnya.
Suruh Rocky Gerung Belajar Lagi
Sebelumnya, Menkeu Purbaya membalas kritik yang kerap diutarakan Rocky Gerung kepada Presiden Jokowi.
Di tahun 2021, Rocky pernah menyebut Jokowi tidak berbuat apapun saat menjabat.
"Karena presiden nggak ngapa-ngapain," ucapnya di kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Purbaya yang menjadi salah satu penasihat Jokowi, mengungkap intervensi kebijakan yang berhasil membuat lonjakan pertumbuhan ekonomi.
“Saya mau ngritik pak Rocky Gerung sedikit, dia sering ledekin Jokowi gak ngapa-ngapain," ucap Purbaya Yudhi Sadewa sambal tertawa dalam forum 'GREAT Lecture Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8 persen' yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, pada Kamis (11/9/2025).
“Saya mau ngritik pak Rocky Gerung sedikit, dia sering ledekin Jokowi gak ngapa-ngapain," ucap Purbaya Yudhi Sadewa sambal tertawa.
Sambil menunjukan layar di belakangnya, Purbaya Yudhi Sadewa memperlihatkan grafik pertumbahan ekomoni di Indonesia, periode 2006 hingga 2025.
"Ini pak (sambil menunjukkan data sambil tertawa, disambut tepuk tangan audien). Kalau di sana kan (Rocky) yang berkuasa, di sini saya berkuasa,” tambahnya.
Dikatakan Purbaya, peran Jokowi sangat besar dalam menjaga stabilitas ekonomi saat ia masih memerintah.
Ia menjelaskan di tahun 2020 ekomoni Indonesia -15 persen, dan hampir hancur.
Purbaya menyebut kala itu dirinya dipanggil ke Istana untuk ikut mengatasi persoalan tersebut.
Akhirnya pihak istana memaksa uang dari bank central untuk dikeluarkan ke sistem ekomoni.
Di tahun 2021 hingga 2023 pesekonomian membaik.
“Jadi ini dipaksa, diintervensi langsung Presiden sampai ke sana (menunuk ke grafik). Jadi Presiden Jokowi itu berjasa buat kita, walaupun di sampingnya ada saya sih,” tukasnya.
Namun,pertengahan hingga akhir 2023, kondisi ekonomi kembali menghadapi tantangan.
“Ini yang anda rasakan tahun 2023-2024. Pertengahan sampai akhir itu ekonomi susah lagi," jelasnya.
"Keluarlah istilah Indonesia suram dan lain-lain. Bukan dari politik, tapi dari ekonomi yang dibunuh penyebab utamanya,” sambung dia.
Di momen itu, Purbaya tak segan memberi kelakar yang sedikit menohok untuk Rocky Gerung.
“Jadi pak Rocky mungkin sedikit belajar ekonomi lagi pak. Gua senang bisa ledek dia di sini. Soalnya pak Rocky setiap saya lihat pidato anda menarik sekali, saya ikutin, ahli filsafat. Mumpung bisa, saya kritik di sini,” bebernya.
“Kemarin sampai April sudah membaik, makanya saya bilang ekonomi bagus, gak usah takut. Tapi habis itu dibunuh sampai ke sini,” tandasnya.
Purbaya bilang, dampak ekonomi yang memburuk bisa memicu keresahan sosial.
“Ketika ekonomi memburuk, banyak pemecatan pegawai, taraf hidup makin susah, dan kita tidak terlalu peduli, maka turunlah ke jalan masyarakat kita,” kuncinya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Saat Purbaya Baru Dapat Sanjungan, Rocky Gerung Berani Keras Menyentil Sindir Peran Menkeu "Kasir" |
![]() |
---|
Setelah Kena Kritik Purbaya, Rocky Gerung Ungkap Peran Sang Menkeu Sebagai "Kasir" |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Disamakan dengan Ahok, Pengamat dan Politikus Demokrat Tegas Sebut Beda: Dia Arogan |
![]() |
---|
Purbaya Blak-blakan Dibilang Gaya Koboi, Pengamat Anggap Pengganti Sri Mulyani Beda dengan Ahok |
![]() |
---|
Cerita Purbaya Temui Jokowi di Awal 2025, Prediksi Ekomoni Akan Suram Lalu Minta 'Restu' untuk Bantu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.