5 Jurus Pemprov DKI Redam Lonjakan Harga Pangan di Jakarta: Early Warning System

Pemprov DKI Jakarta mengklaim punya lima jurus untuk menekan gejolak harga pangan. Simak programnya.

Tribunnews/Jeprima
GEJOLAK HARGA PANGAN - Ilustrasi Harga cabai rawit merah. Pemprov DKI Jakarta mengklaim punya lima jurus untuk menekan gejolak harga pangan. Simak programnya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci


TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Lonjakan harga sejumlah bahan pangan di Jakarta bikin masyarakat semakin resah.

Di tengah kekhawatiran soal cabai, telur, hingga beras yang terus naik, Pemprov DKI Jakarta mengklaim sudah menyiapkan lima langkah untuk menekan gejolak harga pangan.

Langkah pertama dilakukan dengan pemantauan rutin harga dan ketersediaan pangan di pasar tradisional maupun ritel modern.

“Cara ini dilakukan sebagai salah satu bentuk early warning system,” ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dikonfirmasi, Selasa (23/9/2025).

Langkah kedua, Pemprov DKI Jakarta menjalankan program pangan murah bagi masyarakat tertentu.

Lewat program ini, masyarakat bisa memberi paket berisi beras, daging ayam, telur ayam, daging sapi, ikan kembung, dan susu UHT dengan harga Rp126.000 per paket.

“Kami juga melakukan pengembangan teknologi pertanian perkotaan di lahan terbatas untuk menanam sayur, cabe dan bawang merah,” ujarnya.

Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta mendorong peran BUMD pangan, seperti PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya untuk menggelar Gerakan Pangan Keliling.

Mobil keliling itu menjual beras, daging ayam, telur, daging sapi, cabai, bawang merah, gula pasir, minyak goreng, hingga bahan pangan olahan dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) atau di bawah harga pasar.

Terakhir, Pemprov DKI Jakarta akan mengoptimalkan peran BUMD seperti Perumda Pasar Jaya untuk menyalurkan beras medium SPHP lewat gerai-gerainya, baik di daratan maupun di kepulauan.

Hasudungan menegaskan, seluruh langkah ini merupakan upaya menahan laju kenaikan harga pangan. 

“Kami terus memantau dan memastikan ketersediaan pangan cukup, harga terkendali, serta distribusi berjalan lancar,” ujarnya.

Meski begitu, efektivitas jurus ini masih dipertanyakan. 

Pasalnya, harga sejumlah komoditas seperti cabai rawit dan beras masih meroket di pasaran, membuat masyarakat tetap harus merogoh kocek lebih dalam untuk kebutuhan sehari-hari.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved