Viral di Media Sosial
SOSOK Abdul Hakim & Isa Kamil, 2 Bapak-bapak Viral Gerak Tepuk Sakinah,Ada Makna Tersembunyi Terkuak
Abdul Hakim dan Isa Kamil mendadak viral di media sosial setelah aksinya memperagakan Gerakan Tepuk Sakinah terekam kamera.
TRIBUNJAKARTA.COM - Nama Abdul Hakim dan Isa Kamil mendadak viral di media sosial setelah aksinya memperagakan Gerakan Tepuk Sakinah terekam kamera dan menjadi perhatian masyarakat luas.
Dua bapak-bapak ini menuai perhatian publik karena ekspresi dan gaya mereka yang unik saat melakukan gerakan tersebut.
Tepuk Sakinah sendiri merupakan salah satu bentuk edukasi keluarga yang biasanya digunakan dalam kegiatan bimbingan perkawinan atau sosialisasi program ketahanan keluarga.
Gerakan ini berisi tepukan tangan yang disertai ucapan doa dan pesan moral, sebagai simbol doa agar rumah tangga dipenuhi ketenangan (sakinah), kasih sayang (mawaddah), dan keberkahan (rahmah).
Rupanya, para pemeran video Tepuk Sakinah itu adalah para petugas di KUA Menteng, Jakarta Pusat.
Ada yang berprofesi sebagai penghulu maupun penyuluh di KUA tersebut.
Usai video itu viral, mereka pun buka suara.
Ternyata video itu adalah video lama yang sudah diunggah di akun medsos KUA Menteng pada Desember 2024.
Penghulu di KUA Menteng, Abdul Hakim yang ada dalam video tersebut menjelaskan bahwa Tepuk Sakinah itu adalah cara memberikan pemahaman yang menghibur dan tak membosankan kepada para calon pengantin yang tengah mengikuti bimbingan perkawinan (binwin) sebelum mereka melangsungkan pernikahan.
Hakim menegaskan ad apesan tersembunyi dalam video yang dibuat.
Ia menyebut, tujuan utamanya murni untuk edukasi, bukan sekadar hiburan.
“Kami kaget juga saat videonya viral. Tapi demi Allah, niat kami hanya untuk memudahkan para catin memahami materi," ujar Hakim saat ditemui TribunJakarta, Jumat (26/9/2025).
:Sama sekali bukan untuk merendahkan. Justru ini cara agar pembelajaran lebih menyenangkan,” tegasnya.
Ia pun menanggapi santai adanya pro-kontra di masyarakat.
“Namanya juga sesuatu yang viral, pasti ada yang pro, ada yang kontra. Tapi insyaallah kalau paham tujuan utamanya, pasti akan melihat sisi positifnya,” imbuhnya.
Kini, Tepuk Sakinah sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Hal itu tak lepas dari jejaring fasilitator binwin yang mengikuti Bimtek bersama KUA Menteng.
“Kami share di grup-grup fasilitator, akhirnya dipakai di banyak provinsi. Jadi jangan heran kalau sekarang ada di mana-mana. Asalnya memang dari Menteng,” tutur Hakim.
Menurutnya, respon para calon pengantin saat mengikuti Tepuk Sakinah sangat positif. Suasana kelas binwin menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan materi bisa lebih mudah terserap.
“Biasanya kalau duduk lama-lama kan suntuk. Dengan tepuk ini, peserta bisa berdiri, tepuk tangan, sambil senang-senang tapi tetap belajar. Itu tujuan utamanya,” kata dia.
Tujuan Tepuk Sakinah
Abdul Hakim menjelaskan bahwa Tepuk Sakinah itu adalah cara memberikan pemahaman yang menghibur dan tak membosankan kepada para calon pengantin yang tengah mengikuti bimbingan perkawinan (binwin) sebelum mereka melangsungkan pernikahan.
"Karena niat kami adalah itu memang dijadikan icebreaking di dalam binwin klasikal," kata Hakim ditemui di KUA Menteng, Jumat (26/9/2025).
"Kalau binwin itu kan pesertanya banyak. Misalkan ada 15 pasang atau 30 orang, Kalau kita monoton saja memberikan materi kan jadinya suntuk, makanya kita perlu icebreaking untuk mencairkan suasana dan mengingatkan materi," sambungnya.
Ia menjelaskan, sebenarnya Tepuk Sakinah itu berisi mengenai materi lima pilar menuju keluarga sakinah.
Adapun kelima pilar tersebut yakni Zawaj atau berpasang-pasangan.
Mitsaqan Ghalizha yakni janji kokoh dalam ijab kabul.
Mu’asyarah bil Ma’ruf atau saling berbuat baik, mencintai, menghormati, dan menjaga.
Selanjutkan pilar Musyawarah di mana setiap rencana dalam keluarga sebaiknya dibicarakan bersama.
Serta pilar Taradhin yakni saling ridho, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan karena Allah SWT.
Hakim mengatakan, gerakan dalam Tepuk Sakinah itu pertama kali diperoleh dari fasilitator saat Bimbingan Teknis (Bimtek) Kemenag Pusat.
Namun demi membuat suasana lebih hidup dan tidak membosankan, KUA Menteng kemudian menambahkan musik sederhana agar lebih mudah diingat para calon pengantin.
“Tadinya cuma tepuk-tepuk saja. Lalu kami pikir kalau ada musik lebih enak, biar tidak garing. Akhirnya lahirlah gerakan dan lagu Tepuk Sakinah seperti yang viral sekarang,” jelasnya.
(TribunJakarta/Elga Hikari Putra)
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.