Pengamat Ingatkan Gaya Kepemimpinan Komando Bisa Redupkan Kreativitas ASN DKI
Resistensi ASN DKI terhadap figur lulusan STPDN muncul karena perbedaan paradigma dan karakter kepemimpinan yang cukup tajam.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Septiana
Mereka tak melihat diri sebagai bawahan pasif, melainkan mitra kebijakan yang berpikir dan berinisiatif.
“Pemimpin yang datang dengan gaya otoriter mungkin akan dipatuhi secara formal, tapi bukan secara moral. Mereka akan diam — tapi mesin birokrasi berhenti berjalan,” katanya.
Sebaliknya, ketika gaya kepemimpinan yang kolaboratif diterapkan, semangat kerja ASN justru muncul secara sukarela.
“Itulah bedanya memimpin kota modern dengan memimpin daerah tradisional. Di Jakarta, yang dibutuhkan bukan pemimpin yang gagah di barisan apel pagi, tapi yang mampu menghidupkan ruang diskusi dan ide,” ucap Agung.
Agung menegaskan, ASN DKI tidak menolak lulusan STPDN.
Mereka hanya menolak jika Jakarta diperlakukan seperti kamp pelatihan.
“Yang dibutuhkan adalah pemimpin dengan cara pandang terbuka, rasional, dan memahami kompleksitas perkotaan. Bukan yang hanya mengandalkan komando dan barisan tegap,” tuturnya.
ASN Jakarta Obesitas
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkapkan, mayoritas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta ternyata mengalami obesitas.
Hal ini disampaikan Ani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan ASN yang dilakukan pada 2024 silam.
“Ada beberapa hasil (pemeriksaan kesehatan) yang mungkin mesti kita cermati, obesitas itu ada 62 persen dan yang overweight itu 15,4 persen,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan itu, sebanyak 27,6 persen ASN DKI Jakarta juga mengalami hipertensi dan 5,7 persen terkena diabetes mellitus.
“Ada juga yang punya masalah kejiwaan dan angkanya tidak kecil, 15 persen,” kata Ani.
Merujuk pada data-data tersebut, Ani menyebut, Dinkes DKI Jakarta kini mulai menggalakkan kampanye Jakarta Berjaga, yaitu Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia.
Lewat kampanye ini, seluruh ASN di lingkungan Pemprov DKI Jakarta wajib berolahraga setiap hari Jumat.
“Kami ingin terus mengkampanyekan bahwa hari Jumat adalah hari berolahraga untuk kita semua sebagai awal kita memiliki gata hidup yang sehat,” tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.