Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Disebut Korban Bullying, Polisi: Masih Kita Dalami

Polisi belum mengungkap identitas terduga pelaku terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta.

|

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Polisi belum mengungkap identitas terduga pelaku terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto pun meminta masyarakat tidak berspekulasi tentang pelaku dan motif di balik ledakan tersebut.

Terkait kabar bahwa pelaku merupakan korban bullying, Budi belum dapat memastikannya.

"Kita di malam ini sengaja meluruskan informasi sehingga tidak simpang siur. Tadi disampaikan oleh Bapak Kapolri dalam rilis, ini juga masih dilakukan pendalaman terhadap motif. Apakah yang bersangkutan korban bullying? Ini juga masih kita dalami," kata Budi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2025).

Budi mengakui ada hambatan saat pemeriksaan saksi karena sejumlah korban yang berada di TKP ketika kejadian masih dirawat di rumah sakit.

"Ada beberapa hambatan terkait dalam pemeriksaan ataupun meminta keterangan para saksi, karena saksi-saksi yang ada juga menjadi korban dan butuh pemulihan dalam penanganan medis," ujar Kabid Humas.

Dari 54 korban ledakan, 21 orang di antaranya telah diperbolehkan pulang setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih dan RS Yarsi, Jakarta Pusat.

"Dari 54 siswa, tinggal 33. 21 sudah pulang dalam kondisi Alhamdulillah sudah baik," kata Budi.

Sementara itu, 33 korban lainnya masih menjalani perawatan medis di dua rumah sakit tersebut.

"33 orang masih dalam penanganan medis, dan kita berharap cepat diberikan kesembuhan dan bisa pulang seperti teman-temannya yang lain," ujar Kabid Humas.

Budi mengungkapkan, tim gabungan dari Puslabfor, Densus 88, Tim Penjinak Bom (Jibom) dan Gegana Polri masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga malam ini.

Setelah olah TKP rampung dilakukan, Polda Metro Jaya akan menggelar konferensi pers pada Sabtu (8/11/2025) besok.

"Besok rencana akan dilaksanakan (konferensi pers) setelah semua hasil olah TKP baik dari Forensik Mabes Polri, Densus 88, Tim Jibom Gegana juga akan besok menjelaskan. Termasuk dari biddokes akan menjelaskan kondisi pasien siswa sampai detail dari jumlah yang ada sampai dengan besok hari," ungkap Budi.

Di sisi lain, Polda Metro Jaya telah mendirikan posko pelayanan bagi korban dan keluarganya.

Di posko ini polisi tak hanya melakukan pendataan identitas dan jumlah korban luka, tetapi juga menyediakan layanan trauma healing.

"Yang kita kawal saat ini adalah bagaimana traumatik dari para siswa dan guru. Itu yang harus sama-sama kita jaga. Makanya Polda Metro Jaya menyiapkan posko pelayanan dan ada tim trauma healing," ujar Budi.

Ledakan yang terjadi di Masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) siang, diduga terjadi saat kegiatan salat Jumat tengah berlangsung.

Beberapa saksi menyebut ada orang tak dikenal yang mencurigakan masuk ke dalam masjid sebelum ledakan terjadi.

Berdasarkan keterangan Farel, siswa kelas XI SMAN 72 Jakarta, suara ledakan terdengar tepat ketika khatib sedang menyampaikan ceramah.

Ledakan itu berasal dari bagian dalam masjid yang berada di area sekolah.

"Itu ledakannya pas ada orang ceramah," ujar Farel.

Sejumlah siswa dan guru yang berada di sekitar lokasi langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri.

Tak lama setelah kejadian, aparat kepolisian dan TNI tiba di lokasi dan langsung memasang garis pembatas di sekitar masjid.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved