Akui Harimau Kurus Viral di Ragunan Miliknya, Pramono: Mungkin Kangen Saya

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung angkat bicara soal viralnya video seekor harimau yang disebut kurus di Taman Margasatwa Ragunan.

TRIBUNJAKARTA.COM/Dionisius Arya Bima Suci
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025). Kini, Pramono Anung angkat bicara soal viralnya video seekor harimau yang disebut kurus di Taman Margasatwa Ragunan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, KELAPA GADING - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung angkat bicara soal viralnya video seekor harimau yang disebut kurus di Taman Margasatwa Ragunan.

Orang nomor satu di Jakarta ini pun mengakui, harimau tersebut merupakan miliknya pribadi.

“Itu harimau kebetulan punya saya pribadi. Jadi, sekali lagi, itu harimau punya saya pribadi,” ucapnya di Jakarta Utara, Selasa (18/11/2025).

Ikut Awasi Harimau 

Pramono juga menegaskan bahwa dirinya selama ini turut mengawasi pemberian pakan terhadap hewan buas tersebut.

Bahkan dalam waktu dekat, Pramono memastikan bakal mengecek langsung satwa peliharaannya itu.

“Selama ini untuk makan juga saya yang ikut (mengawasi). Maka dalam minggu ini, saya akan ke sana. Mungkin harimaunya kangen saya,” ujarnya.

Banyak Video Hoaks, Pramono Tak Mau Berspekulasi

Orang nomor satu di Jakarta ini menyebut, banyak video beredar di media sosial justru tidak akurat, sebagian bahkan bukan berasal dari Ragunan.

“Video yang beredar kemarin banyak yang kemudian, mohon maaf, itu sebenarnya tidak di Ragunan. Ada yang di Ragunan, tapi ada yang tidak di Ragunan,” tuturnya.

Oleh karena itu, Pramono mengaku tak ingin berspekulasi sebelum melihat langsung kondisi harimau itu.

“Ya saya belum lihat. Tapi dalam minggu ini, saya pasti akan ke sana,” kata Pramono.

Ragunan Pastikan Pemberian Makan Sesuai Standar

Isu dugaan korupsi pakan hewan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) mencuat dan viral di media sosial. 

Dalam unggahan yang beredar, disebutkan adanya ketidakwajaran dalam pengadaan hingga pemberian pakan satwa. 

Menanggapi hal tersebut, pihak TMR angkat bicara dan menegaskan bahwa informasi itu tidak benar.

Humas TMR, Wahyudi Bambang, menyampaikan bahwa postingan yang menyebut adanya penyimpangan dalam pengelolaan pakan satwa tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Informasi yang beredar dalam postingan tersebut tidak benar dan tidak sesuai kondisi faktual di Taman Margasatwa Ragunan," kata Wahyudi dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

Ia menjelaskan, seluruh proses penyediaan dan pemberian pakan telah berjalan sesuai standar yang berlaku pada lembaga konservasi. Mulai dari kualitas bahan, jumlah pakan, jadwal pemberian makan, hingga metode penyajian.

Setiap tahapan pengelolaan pakan, lanjut Wahyudi, berada di bawah pengawasan ketat.

"Ada kurator, dokter hewan, nutrisionis, pengelola pakan, dan perawat satwa yang memantau langsung setiap hari. Pengawasan berlapis ini memastikan nutrisi satwa terpenuhi dengan aman, tepat, dan konsisten," ujar dia.

TMR juga menegaskan bahwa standar kesehatan satwa di Ragunan mengikuti protokol resmi yang diterapkan lembaga konservasi.

Ia menyebut dokter hewan dan paramedis terlibat aktif mengevaluasi kondisi satwa, sehingga setiap indikasi masalah bisa ditangani sedini mungkin.

Wahyudi menuturkan, kualitas pengelolaan tersebut terbukti melalui kondisi satwa yang banyak hidup hingga melewati usia rata-rata di alam liar. Selain itu, sejumlah satwa juga berhasil berkembang biak dengan baik di lingkungan TMR.

"Sebagai bukti keberhasilan pengelolaan, banyak satwa di TMR yang hidup sehat hingga melewati masa lifespan alaminya, menandakan kualitas manajemen kesehatan, nutrisi, habitat, serta perawatan harian yang baik dan konsisten," tutur dia.

Ia mengungkapkan, TMR konsisten menerapkan prinsip Five Freedoms Animal Welfare sebagai standar kesejahteraan satwa internasional.

Prinsip tersebut mencakup kebebasan dari rasa lapar, sakit, hingga kebebasan mengekspresikan perilaku alami.

"Implementasi berkelanjutan terhadap lima kebebasan ini menjadi landasan TMR dalam memastikan setiap satwa tumbuh sehat, produktif, serta mampu bereproduksi secara alami dan terkontrol," kata Wahyudi.

Terkait maraknya isu yang tidak berdasarkan fakta, Wahyudi mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kebenaran informasi. Ia juga meminta publik tidak mudah menyimpulkan sebelum mendapatkan keterangan resmi.

"Apabila terdapat hal yang perlu dikonfirmasi atau dilaporkan, silakan menghubungi saluran resmi TMR agar dapat kami tindaklanjuti dengan baik," ucap dia.

BERITA TERKAIT

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved