Viral di Media Sosial

Menteri ESDM Bahlil Buat Heboh Terminal Tumburuni, Nyetir Angkot Kenang Masa Lalu: Makan Aja Susah

Terminal Tumburuni di Fakfak mendadak heboh. Pasalnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia narik angkot!

|
TikTok Kompas.com
BAHLIL NYETIR ANGKOT - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengemudikan angkot di Terminal Tumburuni, Fakfak, Papua Barat (16/11/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Suasana Terminal Tumburuni di Fakfak, Papua Barat, mendadak heboh pada Minggu (16/11/2025).

Pasalnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengemudikan angkot.

Bahlil Lahadalia, tampak mantap memegang setir, tersenyum lebar sambil bercengkerama dengan warga yang menyaksikan momen tak terduga itu.

Diketahui ke datangan Bahlil Lahadalia ke Fakfak adalah untuk meresmikan Pasar Rakyat Tumburuni.

Selesai acara, Bahlil Lahadalia memilih singgah sejenak ke Terminal Tumburuni, tempat yang menyimpan bagian penting dari perjalanan hidupnya.

Di sinilah ia dulu bekerja sebagai kondektur hingga sopir angkot, bertahun-tahun sebelum dunia pemerintahan membawanya ke pusat kekuasaan di Jakarta.

Para sopir dan kernet yang tengah menunggu penumpang tampak antusias menyambut Bahlil Lahadalia.

Beberapa bahkan mengenali wajah yang dulu pernah ikut menunggu giliran narik di terminal yang sama.

Setelah beberapa menit “menarik” angkot, Bahlil turun sambil kembali menyalami para sopir dan warga.

Kepada awak media Bahlil Lahadalia mengatakan dulu dirinya tak memiliki angkot karena hidupnya sangat sulit.

"Dulu enggak punya angkot, boro-boro angkot, makan aja susah," kata Bahlil Lahadalia disambut tawa orang-orang.

Pada 2 Februari 2025 lalu, Bahlil Lahadalia pernah mengisahkan bagaimana masa remajanya di Fakfak ditempa oleh pekerjaan sebagai kernet dan sopir angkot.

“Saya kondektur angkot tiga tahun di terminal. Jadi sopir angkot dua tahun waktu sekolah SMA. Kuliah juga bawa angkot,” ujar Bahlil.

Pejabat Diminta Naik Angkutan Umum

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengusulkan agar penggunaan patwal pejabat dibatasi, kecuali untuk presiden dan wakil presiden.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Djoko Setijowarno menilai, pejabat seharusnya lebih akrab dengan angkutan umum untuk memahami kondisi kemacetan yang dialami masyarakat. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved