Bocah Alvaro Ditemukan Meninggal
Proses Identifikasi Kerangka Alvaro, RS Polri Tunggu Data Pembanding dari Keluarga
RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur masih menunggu data pembanding sampel DNA untuk proses identifikasi kerangka diduga jenazah Alvaro.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur masih menunggu data pembanding sampel DNA untuk proses identifikasi kerangka diduga jenazah Alvaro Kiano Nugroho (6).
Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono mengatakan pihaknya masih menunggu data pembanding antemortem dari keluarga Alvaro untuk proses identifikasi.
Dalam hal ini RS Polri Kramat Jati sudah berkoordinasi dengan penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan untuk mendapatkan sampel data pembanding dari pihak keluarga Alvaro.
"Kami lagi berproses. Kami koordinasi dengan penyidik untuk pengambilan data antemortem," kata Prima di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/11/2025).
Antemortem atau data pembanding dari pihak keluarga ini diperlukan karena jenazah Alvaro ditemukan dalam kondisi menjadi kerangka, sehingga identifikasi secara fisik tak memungkinkan.
Sehingga identifikasi dilakukan menggunakan dengan metode Disaster Victim Identification (DVI) lewat pencocokan data antemortem dan postmortem dari kerangka.
Hingga kini kerangka Alvaro masih berada di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut dilakukan tim dokter forensik.
"Saat ini kami sedang lakukan pemeriksaan luar dan dalam sesuai dengan permintaan dari penyidik (Polres Metro Jakarta Selatan). Lagi proses pemeriksaan," ujar Prima.
Sebelumnya Alvaro Kiano, warga Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan dilaporkan hilang selama delapan bulan terhitung pada 6 Maret 2025 lalu saat korban pamit pergi Salat Maghrib.
Sejak dilaporkan hilang pihak keluarga sudah berupaya mencari Alvaro, baik melapor ke pihak kepolisian hingga menyebarkan informasi ke media sosial berharap ada warga yang melihat.
Nahas Alvaro tak kunjung ditemukan, hingga akhirnya pada Minggu (23/11/2025) pihak keluarga mendapat informasi dari Polres Metro Jakarta Selatan bahwa Alvaro telah meninggal.
Bocah tak berdosa itu ditemukan jajaran Polres Metro Jakarta Selatan dalam keadaan jenazah sudah menjadi kerangka di kawasan Kali Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Akhiri hidup
Kakek Alvaro, Tugimin, memberikan fakta mengejutkan.
Alex Iskandar yang telah mengakui bahwa dialah pelaku pembunuhan terhadap Alvaro akhirnya mengakhiri hidupnya.
Ia mendatangkan ajal untuk dirinya sendiri setelah menjalani interogasi oleh pihak kepolisian.
"Bapak tirinya sendiri sudah meninggal. Sudah bunuh diri di Polres Jakarta Selatan tadi pagi. Jadi bapaknya itu setelah ketangkep, masuk sel tadi pagi bunuh diri," kata Tugimin seperti dikutip dari YouTube Liputan6Pagi pada Minggu (23/11/2025).
Tugimin mendapatkan informasi itu langsung dari Kapolres.
"Kapolres hanya mengatakan bahwa bapaknya juga sudah meninggal, bunuh diri. Jenazahnya sendiri langsung diambil keluarganya ke Tangerang, dimakamkan barangkali," katanya.
Alvaro ditemukan meninggal
Alvaro sebelumnya dinyatakan hilang selama delapan bulan sejak 6 Maret 2025.
"Pelaku adalah ayah tirinya Alvaro," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Senin (24/11/2025).
Nicolas menjelaskan, polisi lebih dulu menangkap pelaku sebelum menemukan kerangka manusia yang diduga jasad Alvaro.
"Baru diketemukan kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro," kata Nicolas,.
Meski demikian, Nicolas menuturkan hingga saat ini polisi masih menunggu hasil tes DNA dan pemeriksaan laboratorium forensik (labfor).
"Tapi kita butuh kepastiannya dulu melalui pengecekan DNA dan pemeriksaan labfor ya. Cukup info itu dulu ya. Tunggu penyelidik dan penyidik bekerja dulu untuk memastikannya," ujar Kapolres.
Sementara itu, Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam menuturkan, polisi telah menangkap tersangka terkait kasus ini.
Namun, ia belum mengungkap sosok tersangka dan kronologi penemuan jasad Alvaro.
"Tersangka sudah diamankan. Sementara itu dulu, saya belum bisa banyak statement," tutur Seala.
Sebelumnya, kakek korban, Tugimin (71), menduga Alvaro diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya.
Informasi dugaan penculikan itu diperoleh Tugimin dari marbot Masjid Al-Muflihun, lokasi Alvaro terakhir terlihat.
"Menjelang buka puasa, itu di masjid ada orang datang. Ditanya sama marbot, 'pak, cari siapa?', 'cari anak saya', Alvaro, katanya kalau salat di masjid sini', 'itu ada anaknya di atas'. Kata marbot kayak gitu," kata Tugimin di kediamannya di, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).
Sayangnya, marbot masjid tersebut mengaku tidak terlalu memperhatikan wajah dan penampilan pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro.
"Setelah itu nggak tahu lagi, marbot itu nggak memperhatikan orangnya seperti apa, nggak diperhatikan," ujar Tugimin.
Di sisi lain, saat ini ayah kandung Alvaro masih menjalani masa hukuman di Lapas Cipinang, Jakarta Timur karena terjerat kasus pidana.
Sang ayah masuk penjara sejak Alvaro masih berusia enam bulan.
"Kalau bapaknya Alvaro masih berada di lapas sampai saat ini. Katanya tahun ini bebas. Karena pernah kemarin itu, setelah tiga hari Alvaro enggak pulang, itu telepon, video call," ungkap Tugimin.
Tugimin mengatakan, Alvaro sempat ikut neneknya ke rumah sakit yang menjalani kontrol kesehatan pada Kamis (6/3/2025) siang.
Sore harinya, Alvaro pergi ke masjid yang berlokasi tak jauh dari rumah Tugimin. Tak seperti biasa, saat itu Alvaro tak berpamitan kepada kakeknya.
"Dia ke masjid itu tanpa pamit sama saya. Biasanya kalau mau solat, itu pamit. 'Pak, mau solat', gitu, 'mandi dulu dek'.
Mandi, setelah mandi, ganti baju, ambil celana panjang. Tapi celana panjang nggak dipakai. 'Kok nggak dipakai?', 'nanti di masjid saja pak', saya bilang begitu. Dia manggil saya bapak," kata Tugimin.
Tugimin mengungkapkan, Alvaro tak kunjung kembali ke rumah setelah Magrib. Namun, saat itu belum merasa curiga karena mengira Alvaro sedang bermain bersama teman-temannya.
"Setelah Magrib, biasanya pulang. Nah, ini nggak pulang. Begitu nggak pulang, saya nggak curiga, nggak curiga apa-apa. Biasanya dia main di depan sama teman-temannya, pulangnya malam," ungkap Tugimin.
Ia baru merasa khawatir ketika waktu sudah menujukkan pukul 21.30. Ia pun mulai mencari keberadaan Alvaro di sekitar rumahnya.
Tugimin bertanya soal keberadaan cucunya dengan bertanya kepada tetangga dan teman-teman Alvaro.
"Sesudah itu, akhirnya bingung. Saya lapor ke polisi, ke Polsek Pesanggrahan, katanya 'ini harus satu kali 24 jam dulu baru bisa laporan'," tutur dia.
Keesokan harinya, ia kembali ke Polsek Pesanggrahan untuk membuat laporan orang hilang. Saat itu ia langsung diarahkan untuk ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Setelah saya laporan ke sana, sampai jam 12, saya pulang ke rumah. Hingga sekarang, cucu saya belum kembali ke rumah, dan belum ada yang memberikan informasi dari manapun," ujar Tugimin.
Berita terkait
- Baca juga: Detik-detik Sebelum Tragedi Alvaro, Petunjuk Aneh Dirasakan Sang Ibu: Mimpi Buruk Jadi Pertanda
- Baca juga: Permintaan Terakhir Alvaro Jadi Tanda Perpisahan, Kakek Kenang Momen Bersama Sang Cucu
- Baca juga: Sebelum Alvaro Tewas Dibunuh, Begini Awal Pertemuan Sang Ibu dengan Alex: dari Ngekos hingga Menikah
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Kepala-RS-Polri-Kramat-Jati-Brigjen-Prima-Heru-Yuliharton.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.