Saat Purbaya Baru Dapat Sanjungan, Rocky Gerung Berani Keras Menyentil Sindir Peran Menkeu "Kasir"

Purbaya mendapatkan sanjungan dari pengamat atas kebijakan terbarunya, kondisi berbeda Rocky Gerung langsung balik menyentil sosok Purbaya.

Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Kompas.com
ROCKY GERUNG & PURBAYA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendapatkan kritikan tajam dari pengamat politik Rocky Gerung. Purbaya mendapatkan sanjungan dari pengamat atas kebijakan terbarunya, kondisi berbeda Rocky Gerung langsung balik menyentil sosok Purbaya. 

Ringkasan Berita:

  • Kebijakan Terbaru Purbaya: Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyalurkan dana Rp200 triliun dari rekening pemerintah di BI ke enam bank nasional. Pengamat ekonomi UI Telisa Aulia menilai langkah ini inovatif.
  • Saran dari Pengamat Ekonomi: Telisa menyarankan agar kebijakan dilakukan bertahap (staging), misalnya dimulai Rp50 triliun dulu, lalu dievaluasi, agar BI bisa menjalankan fungsi macroprudential policy untuk mencegah overheating dan speculative bubble di pasar kredit.
  • Sindiran Rocky Gerung: Rocky Gerung menyindir Purbaya dengan menyebut peran Menkeu hanya seperti “kasir” yang sekadar mengatur keuangan tanpa menjadi penggerak utama pertumbuhan.

TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mendapatkan sanjungan dari pengamat atas kebijakan terbaru yang dilakukan yakni menyalurkan dana pemerintah di rekening Bank Indonesia (BI) sebesar Rp200 triliun ke enam bank nasional.

Apresiasi diberikan Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Telisa Aulia yang menilai bahwa inovasi yang dibuat Purbaya itu konsepnya sudah bagus.

Kendati begitu, Telisa tetap mengingatkan tentang risiko ke depannya dari kebijakan yang dibuat.

Menurut Telisa, Purbaya seharusnya tidak langsung jor-joran atau berlebihan dalam mengguyur dana pemerintah ke enam bank.

"Kita appreciate tadi ya, ada inovasi. Tepat atau tidaknya itu sebetulnya nanti akan dijawab ketika dalam mekanismenya, pelaksanaannya, kalau secara konsep oke," kata Telisa Aulia dikutip dari Tribunnews, Selasa (16/9/2025).

"Tapi jangan lupa juga risiko harus tetap kita jaga, dalam arti bahwa tidak berarti ini jor-joran," ungkapnya.

Telisa menyebut, risiko yang dikhawatirkan itu bisa menyebabkan Subprime mortgage atau pinjaman kredit berlebih yang diberikan kepada debitur.

Hal ini dapat berisiko tinggi karena riwayat kredit buruk atau pendapatan rendah.

Telisa mewanti-wanti agar kebijakan ini jangan sampai overheat juga nantinya.

Telisa mengatakan, hal tersebut bisa dicegah apabila Bank Indonesia (BI) menjalankan tugas macroprudential policy atau menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan dengan memantau dan mengendalikan risiko sistemik yang berlebih.

"Kita kan takut nih kayak Subprime mortgage dan lain-lain ya, itu ada Speculative bubble di credit market dan seterusnya. Di situ tugas dari Bank Indonesia sendiri untuk menjalankan macroprudential policy untuk mengerem apabila terjadi overheat (berlebihan), jadi jangan sampai terjadi overheat," paparnya.

Telisa pun memberikan saran kepada Purbaya agar kebijakan ini bisa dilakukan secara bertahap, supaya bisa dievaluasi satu per satu sehingga meminimalisir dampak negatif dan tidak menyebabkan inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus.

"Sarannya adalah kebijakan ini nanti bisa dilakukan secara bertahap atau staging. Jadi, lihat dulu, evaluasi dulu. Jadi, jangan langsung gitu loh, break gitu ya, ada staging-nya dulu."

"Mungkin pertama Rp50 T dulu ke beberapa bank gitu kan. Nanti dilihat lagi di fase pertama, nanti apa evaluasinya, karena nanti kita akan evaluasi. Jangan sampai tadi ini creates inflation atau meng-create ketidakpastian yang kemudian itu malah ada dampak negatifnya untuk kita," jelas Telisa.

Rocky Gerung Menyindir Purbaya

Di sisi berbeda, pengamat politik Rocky Gerung justru melontarkan sindiran pedas yang mengarah ke Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Rocky menyebut peran Menkeu tak lebih dari sekadar "kasir" yang hanya menjalankan perintah tanpa punya ruang besar dalam merumuskan arah kebijakan.

Pernyataan ini menambah panas kondisi di lapangan dalam pengambilan keputusan strategis ekonomi nasional.

Rocky melanjutkan menteri keuangan bukan penggerak utama mesin pertumbuhan itu sendiri. 

"Kalau kita coba dekati secara agak struktural, pertanyaan pertama adalah Pak Purbaya ini kasir. Sebagai kasir dia mau mendorong mesin pertumbuhan itu," ujar Rocky Gerung saat menjadi pembicara di YouTube Indonesia Leaders Talk pada Jumat (12/9/2025). 

Pertumbuhan ekonomi justru ada di kementerian teknis seperti perindustrian, perdagangan hingga pertanian. 

Akan tetapi, kementerian itu dinilainya lebih banyak dipimpin oleh politisi yang memiliki citra negatif di mata publik. 

Rocky menyebutnya sebagai politisi tukang copet. 

"Bagaimana mungkin kasir mau mendorong pabrik sementara kepala pabriknya adalah politisi-politisi copet. Itu persepsinya kan," katanya. 

Rocky melanjutkan tugas utama menteri keuangan adalah meredistribusi hasil pertumbuhan ekonomi untuk mengatasi problem sosial.

Namun, masalah timbul ketika menkeu harus berhadapan dengan kepentingan politik di dalam kementerian-kementerian teknis yang dikuasai partai-partai politik. 

"Jadi mesti dituntut juga, mampu enggak Pak Yudhi ini memengaruhi pikiran-pikiran politis di depan departemen teknis (perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain) yang dikuasai oleh partai politik," katanya. 

"Jadi, dia datang di dalam satu ekosistem di mana infrastruktur yang harusnya menghasilkan 8 persen itu justru dikuasai oleh politisi-politisi copet ini," tambahnya. 

Rocky menilai optimisme yang dibawa Purbaya memiliki potensi tidak sejalan dengan persepsi publik. 

Sebab, publik justru melihat ekosistem ekonomi masih di bawah kendali kepentingan politik yang besar. 

"Pak Menteri Keuangan datang dengan optimisme, sementara publik menerimanya secara pesimis. Ya publik dianggap pesimis tapi mereka pesimis yang rasional, pemerintah optimis tapi optimis yang irrasional," pungkasnya. 

(TribunJakarta/Tribunnews)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved