Ferdinand Hutahaean Anggap Gibran 'Selesai' Jika Tak Diajak Prabowo Lantik Menteri, Jokowi Menjawab
Ferdinand Hutahaean menganggap Gibran sudah selesai dalam dunia politik jelang 2029 bila tidak diajak Prabowo melantik menteri. Jokowi menjawab.
RINGKASAN BERITA
- Politisi PDIP Ferdinand Hutahaean menganggap Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka sudah selesai dalam dunia politik jelang 2029 bila tidak diajak Presiden Prabowo Subianto saat melantik menteri di Istana Kepresidenan pada Rabu (17/9/2025). Ayah Gibran, Presiden ke-7 RI Jokowi menjawab ketidakhadiran putranya saat pelantikan menteri tersebut.
TRIBUNJAKARTA.COM - Politisi PDIP Ferdinand Hutahaean menyoroti ketidakhadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat pelantikan menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Presiden Prabowo Subianto melantik sejumlah pejabat baru di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Namun, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak tampak hadir dalam acara pelantikan tersebut.
"Berpuluh-puluh tahun republik ini berdiri ketika ada pelantikan menteri maka wakil presiden harus ada di sana," kata Ferdinand Hutahaean dikutip TribunJakarta.com dari akun instagram ferdinand_hutahaean, Sabtu (20/9/2025).
Ferdinand mengakui para menteri secara struktur langsung di bawah Presiden.
Namun bila presiden berhalangan maka para menteri berada di bawah komando wakil presiden.
"Maka kehadiran wapres penting dan harus ada menyaksikan pelantikan itu, karena menteri itu bukan hanya menterinya presiden tapi menterinya wakil presiden," kata Ferdinand Hutahean.
Ferdinand mendapatkan kabar bahwa Gibran sedang menjalani kunjungan kerja ke Papua.
Tetapi, kata Ferdinand, seharusnya mantan Wali Kota Solo itu dapat kembali ke Jakarta untuk menghadiri acara pelantikan menteri.
"Tapi mengapa tidak hadir, Papua kan bisa langsung terbang ke Jakarta bisa nyampai dalam beberapa jam, tapi mengapa Gibran memilih tidak hadir," tanya Ferdinand.
"Apakah Gibran tidak dikasih tahu karena ada pelantikan menteri, Apakah Gibran tidak perlu dikabari atau diajak, diundang dalam pelantikan itu," sambung Ferdinand.
"Kalau ini yang terjadi berarti Gibran sudah selesai dalam perjalanan politik pemerintahan. Tinggal Gibran menuju nasib 2029 atau akan naik atau terlempar ke gorong-gorong," tambah Ferdinand.
Tetapi, kata Ferdinand, bila Gibran diundang dan tidak hadir karena memilih tetap di Papua maka putra Presiden ke-7 RI Jokowi itu dianggap tidak paham ketatanegaraan.
"Gibran memang kosong tidak mengerti struktur pemerintahan," kata Ferdinand.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.