Viral di Media Sosial

Nama Baru Terseret Kasus Yai Mim vs Sahara, Pengakuan Eks Dosen UIN Bikin Kasus Makin Semrawut

Konflik yang terjadi antara mantan dosen UIN Malang, Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim, dengan tetangganya, Nurul Sahara, semakin memanas.

|
Editor: Wahyu Septiana
YouTube Denny Sumargo/ TikTok Sahara
NAMA BARU TERSERET - Nama mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Min dan pemilik rental mobil bernama Nurul Sahara tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Keduanya berkonflik hingga berujung Yai Min diusir dari rumahnya sendiri. Kini kasus tersebut memasuki babak baru setelah muncul nama baru yang dikaitkan sebagai dalang peristiwa ini. 

Yai Mim mengaku mengambil prinsip dari perang Majapahit.

Pasukan Majapahit selalu menyerang habis-habisan tanpa mengenal gencatan senjata. 

Bahkan, Yai Mim telah menunjuk "Panglima Perangnya" bernama Agustian Anggi Siagian untuk menghadapi kasus hukum yang menimpanya. 

Pemicu perang yang memanas itu, kata Yai Mim, laporan Sahara ke pihak berwajib. 

JADI PENONTON - Eks Dosen UIN Malang, Yai Mim, yang saat ini berseteru dengan tetangganya, Nurul Sahara, meminta kepada Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat untuk menjadi penonton saja. (Kompas.com/Nugraha Perdana dan tangkapan layar TikTok Sahara).
JADI PENONTON - Eks Dosen UIN Malang, Yai Mim, yang saat ini berseteru dengan tetangganya, Nurul Sahara, meminta kepada Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat untuk menjadi penonton saja. (Kompas.com/Nugraha Perdana dan tangkapan layar TikTok Sahara). (Kompas.com/Nugraha Perdana dan tangkapan layar TikTok Sahara)

Hal itu dinilai merupakan tanda bahwa Sahara yang menabuh genderang perang terlebih dahulu.

"Kalau saya kalah atau saya salah, saya siap masuk penjara alias, tapi kalau menang ya kudu diakui," lanjutnya. 

Menurutnya, tidak ada kata damai ketika genderang perang sudah saling ditabuhkan. 

Sebab, jika salah satu pihak mundur, justru berpotensi memicu konflik lanjutan antar pendukung mereka. 

"Jadi, kalau sudah genderang perang ditabuh jangan ada yang mundur. Kenapa? Ya kalau saya yang mundur, akhirnya terjadi perang saudara, artinya apa? Saya ganti perang dengan pendukung saya. Demikian pula ibu Sahara, jangan mundur kalau sampeyan mundur, sampeyan akan diperangi oleh pendukung sampeyan," pungkasnya. 

Berita Terkait:

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved