Malaysia Coba 'Main Licik', FIFA Bongkar Fakta Tak Disangka Soal Naturalisasi yang Dipaksakan

Kontroversi melanda sepak bola Malaysia (FAM) setelah FIFA dilaporkan membongkar dugaan praktik “main licik” terkait proses naturalisasi pemain

Editor: Wahyu Septiana
Instagram @famalaysia
FIFA SANKSI FAM - Selebrasi pemain Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Selasa (10/6/2026) malam WIB. Kontroversi melanda sepak bola Malaysia (FAM) setelah FIFA dilaporkan membongkar dugaan praktik “main licik” terkait proses naturalisasi pemain 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kontroversi melanda sepak bola Malaysia (FAM) setelah FIFA dilaporkan membongkar dugaan praktik “main licik” terkait proses naturalisasi pemain asingnya.

FIFA berhasil membongkar cara licik praktik naturalisasi pemain yang dinilai tidak sesuai aturan.

Dalam laporan investigasi terbaru, federasi sepak bola dunia itu menemukan indikasi bahwa beberapa pemain yang memperkuat Timnas Malaysia sebenarnya belum memenuhi syarat administratif dan masa tinggal yang ditentukan untuk memperoleh status warga negara.

Langkah agresif Malaysia yang berupaya memperkuat skuadnya secara instan menjelang kualifikasi Piala Dunia itu kini berbalik menjadi bumerang.

FIFA telah menjatuhkan denda dan sanksi administratif kepada FAM pada Jumat (26/9/2025).

FIFA dalam rilis terbarunya menyatakan FAM bersalah karena memalsukan data kelahiran kakek-nenek tujuh pemain naturalisasi mereka.

Sanksi ini diumumkan setelah FIFA melakukan penyelidikan mendalam dan menemukan adanya manipulasi dokumen dalam proses perpindahan federasi para pemain tersebut.

Adapun tujuh pemain yang terlibat dalam kasus ini adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel.

Langgar Aturan FIFA

Menurut FIFA, FAM dan para pemain tersebut melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA karena menggunakan dokumen palsu dalam proses naturalisasi dan perpindahan asosiasi.

Temuan FIFA menunjukkan bahwa tidak satu pun kakek-nenek dari tujuh pemain tersebut lahir di Malaysia, melainkan berasal dari Spanyol, Argentina, Brasil, hingga Belanda.

Begitu juga dengan kasus kakek dari bek Deportivo Alaves, Facundo Garces, yakni Carlos Rogelio Fernandez.

Dalam dokumen yang diajukan FAM kepada FIFA pada Juni 2025, tercantum bahwa Carlos Rogelio Fernandez lahir di Penang, Malaysia.

Namun, hasil penyelidikan FIFA menemukan bahwa data tersebut tidak sesuai dengan dokumen asli. Berdasarkan akta kelahiran resmi, Carlos Rogelio Fernandez sebenarnya lahir di Santa Fe, Argentina.

Fakta ini bertolak belakang dengan dokumen yang sebelumnya diajukan ke FIFA oleh pihak FAM.

Dalam pernyataan resminya, Komite Disiplin FIFA menegaskan bahwa: Akta kelahiran asli menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dengan dokumen yang diserahkan oleh FAM.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved