Reaksi Pengamat Soal Alex Pastoor Sebut Tak Logis Indonesia Lolos Piala Dunia: Cukup Tahu Aja

Pernyataan eks asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor, yang menyebut tidak logis bagi Timnas Indonesia lolos Piala Dunia, menuai reaksi keras.

|
Tangkapan layar Kompas TV dan Kompas.com/Adil Nursalam
UCAPAN ALEX PASTOOR - Pengamat sepak bola, Bung Harpa, ikut menyoroti ucapan eks asisten Timnas Sepak Bola, Alex Pastoor, yang menyebut tidak logis membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. (Tangkapan layar Kompas TV dan Kompas.com/Adil Nursalam). 

Pelatih asal Belanda itu mengaku sama sekali tak terkejut dengan keputusan PSSI untuk mengakhiri kerja sama dengan dirinya dan staf pelatih lainnya, termasuk Patrick Kluivert dan Denny Landzaat.

Keputusan pemutusan kontrak tersebut datang setelah Timnas Indonesia gagal melangkah ke Piala Dunia 2026, usai dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) pada babak kualifikasi.

Dalam wawancaranya dengan media Belanda Voetbal International, Alex Pastoor menegaskan bahwa keputusan PSSI tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi dirinya.

"Anda sudah terlalu lama berkecimpung di dunia sepak bola untuk terkejut dengan hal ini," kata Pastoor.

Menurutnya, atmosfer negatif yang berkembang usai kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2026 membuat keputusan tersebut menjadi hal yang logis.

“Tapi saya pikir mereka sedang mengerjakan proyek yang akan berlangsung lebih lama dari sekadar mencoba mencapai Piala Dunia," tegas Alex Pastoor.

"Jika sentimen berubah menjadi sangat negatif, Anda juga harus bertanya-tanya seperti apa atmosfer yang akan Anda hadapi."

"Kami tidak tahu itu, tetapi mereka berkonsultasi beberapa hari setelah kembali dari Jeddah dan memutuskan bahwa di sinilah semuanya berakhir,” lanjutnya.

Proyek Jangka Panjang yang Tak Terealisasi

Alex Pastoor juga menyoroti bahwa sejak awal, pihaknya bersama PSSI sudah menyepakati tiga target proyek yang dianggap bisa membantu perkembangan Timnas Indonesia secara jangka panjang.

"Sejauh yang saya pahami, kesepakatan itu ada tiga poin," ungkap pelatih kelahiran Amsterdam pada 26 Oktober 1966 itu.

"(Poin pertama) Akan hebat jika bisa mencapai Piala Dunia. Namun, sebagai tim peringkat ke-119 dunia, itu tidak mudah ataupun tak logis. Kedua, Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen akan berusaha merekrut pemain lokal ke tim U-23 dan U-20. Terakhir, menarik lebih banyak pemain kompetitif ke level ini di negara dengan 280 juta penduduk dalam jangka panjang."

Namun, proyek tersebut berakhir lebih cepat setelah misi pertama gagal dicapai.

PSSI memutuskan seluruh tim pelatih asal Belanda harus mengakhiri kontrak, mengikuti desakan publik yang menuntut perubahan di kursi kepelatihan. 

Sudah Berikan yang Terbaik

Mantan pelatih Almere City itu menegaskan bahwa dirinya dan timnya telah berusaha maksimal selama menangani Timnas Indonesia.

“Sebenarnya, baik di lapangan maupun di staf kepelatihan, kami berusaha menjelaskan kepada para pemain apa yang diharapkan dari mereka. Saya rasa kami telah melakukan itu sepenuhnya. Tapi itu tidak cukup untuk mengalahkan negara-negara sekaliber ini,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved