Pedagang di Lokasi Binaan Taman Intan Curhat Sepi Pembeli

Pantauan TribunJakarta.com saat melihat langsung lokbin tampak beberapa pedagang yang hanya saling mengobrol.

Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TribunJakarta.com/ Novian Ardiansyah
Lokasi binaan (lokbin) di Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Jakarta Barat 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah

TRIBUNJAKARTA.COM, KOTA TUA - Sudah hampir lima bulan berjalan sejak awal diresmikan pada 5 Oktober 2017 lokasi binaan (lokbin) di Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Jakarta Barat masih sepi dari pembeli.

Pantauan TribunJakarta.com saat melihat langsung lokbin tampak beberapa pedagang yang hanya saling mengobrol.

Tidak banyak aktivitas jual beli yang ada di lokbin ini.

Baca: Polda Jabar Tahan 13 Tersangka Gara-gara Sebarkan Berita Hoaks Ulama Dianiaya

Bahkan tidak sedikit juga toko yang memilih untuk tidak berjualan.

Sepinya pembeli yang datang ke lokbin dikeluhkan oleh para pedagang.

Sri seorang pedagang bakso mengatakan, setiap hari keadaan lokbin Taman Kota Intan sepi dari pembeli.

"Seperti begini saja setiap harinya sepi mas," ujar Sri, Kamis (1/3/2018).

Baca: Kisah Emak, Usia Renta Tetap Semangat Jualan Gorengan di Masjid Sunda Kelapa

Menurutnya, jauhnya lokasi lokbin dari kawasan wisata Kota Tua menjadi penyebab sepinya pembeli.

"Bagaimana orang mau pada ke sini, dari sana ke sini jauh. Katanya orang kalau jalan ke sini terus balik lagi ke Kota Fua sudah lapar lagi karena jauhnya," kata Sri.

Pedagang lainnya Linda yang berjualan minuman juga mengeluhkan hal serupa.

Menurut Linda, sesekali ada banyak pengunjung yang datang ke lokbin, karena lokasi lokbin yang merupakan tempat untuk parkir bus yang membawa wisatawan.

"Kalau pengunjung banyak datang yang turun dari bus. Cuma pada enggak beli, mereka sudah bawa makanan masing-masing nasi kotak," ujar Linda.

Mereka juga mengeluhkan tentang keberadaan para pedagang yang masih berjualan di sekitar kawasan wisata Kota Tua.

"PKL juga masih banyak di sana jadi orang yang datang lebih pilih makan di sana, seharusnya ditertibkan," kata Sri.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved