Usai Peragakan Adegan Rekayasa, Begini Kondisi Marbot Uyu Sekarang
"Proses hukum masih terus berjalan," kata Budi di Mapolres Garut, Jalan Jenderal Sudirman, Kabupaten Garut, Jum'at (2/3/2018).
TRIBUNJAKARTA.COM, GARUT - Pihak Kepolisian Resor (Polres) Garut, menyebutkan, kasus marbot masjid Uyu Ruhyana (56) yang diindikasi memberikan laporan palsu terkait penganiayaan masih dalam tahap penyelidikan.
Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, mengatakan, aparat kepolisian masih mendalami kasus rekayasa laporan palsu tersebut yang menyebabkan keresahan di masyarakat.
"Proses hukum masih terus berjalan," kata Budi di Mapolres Garut, Jalan Jenderal Sudirman, Kabupaten Garut, Jum'at (2/3/2018).
Baca: Isu Jadi Pembicara The Family Muslim Cyber Army, Ini Jawaban Ahmad Heryawan
Budi mengatakan, Uyu masih ditahan di kepolisian untuk pendalaman keterangan.
"Hal ini dilakukan, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," katanya.

Sebelumnya, Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar memastikan informasi soal penganiayaan terhadap marbut Mesjid Besar Al Istiqomah, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Uyu Ruhyana oleh orang tak dikenal adalah laporan palsu.
Baca: Kick Off Liga 1 2018 kembali Diundur, Persib Bandung Tak Ambil Pusing
Sesuai hasil prarekontruksi kejadian, tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada korban sebagaimana pengakuan korban yang dibacok oleh lima orang tak dikenal.
Selain itu, didukung laporan tim patroli Polsek Pameungpeuk di sekitar lokasi kejadian, tidak ditemukan adanya orang di sekitar masjid atau suara dari dalam mesjid.
Uyu mengakui, korban mengakui bahwasanya peristiwa tersebut rekayasa korban sendiri dan motifnya masalah ekonomi dimana, keadaan Uyu tidak ada yang memperhatikan.
Uyu juga mempraktikkan adegan rekayasa tersebut.
Tampak, Uyu menggunting bagian atas pecinya sendiri menggunakan gunting rumput. Kemudian ia juga menggunting salah satu bagian kemeja putih, menjatuhkan kursi. Ia juga mengikat kaki dan tangannya sendiri menggunakan kain mukena kemudian terbaring.
Sedangkan mulutnya juga turut dibekap menggunakan kain.
"Banyak orang tidak percaya mana mungkin bisa mengikat diri sendiri. Padahal bisa, ini saya praktikan," kata Uyu. Ia mengenakan sarung, kaus dan peci putih. (Tribun Jabar/Hakim Baihaqi)