Kisah Dibalik Jembatan Kambing di Pekojan Raya, Ternyata Begini Asal Mulanya
Menurut Ade, penamaan Jembatan Kambing karena banyaknya pedagang kambing yang berada di sekitar jembatan.
Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBORA - Sebuah jembatan penghubung antara Jalan Pekojan Raya dan Jalan Pangeran Tubagus Angke di kawasan Jakarta Barat ini bernama Jembatan Kambing.
Sekilas tak ada yang aneh dengan Jembatan Kambing.
Jembatan tersebut seperti jembatan pada umumnya.
Saat TribunJakarta.com menyambangi lokasi dan melakukan penelusuran asal mula penamaan jembatan tersebut, ternyata terdapat beberapa pedagang kambing di sekitar jembatan itu.
Lebih dari 5 toko menempati sekitar jembatan di ruas Jalan Pekojan Raya.
Ade seorang pedagang kambing mengatakan, sudah sejak lama berdagang kambing di Jalan Pekojan Raya.
Baca: Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat Potong Tiang Lampu Jalan
"Sudah sejak tahun '60-an. Dulunya ini jembatan masih kayu, belum seperti sekarang, baru tahun '90an dibagusin," kata Ade saat ditemui TribunJakarta.com, Rabu (7/3/2018).
Saat ini kondisi Jembatan Kambing sudah dilapisi oleh aspal.
Menurut Ade, penamaan Jembatan Kambing karena banyaknya pedagang kambing yang berada di sekitar jembatan.
"Karena banyak yang jual kambing, di sini ada sekitar 6 orang yang dagang," ucap Ade.
Banyaknya pedagang kambing di Jalan Pekojan Raya tersebut tidak terlepas dari adanya warga keturunan Arab yang tinggal Kampung Arab di Pekojan.
Baca: Liverpool Harus Takut pada Tiga Tim ini di Perempat Final Liga Champions
Seperti diketahui rata-rata makanan khas Arab berbahan daging kambing.