KenaI Istilah Utang Tidur? Siapa Sangka Ini Dampaknya
Istilah "utang tidur" mungkin sudah akrab di telinga kamu, lalu bagaimana dampaknya?
Penulis: Anisa Kurniasih | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Anisa Kurniasih
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Istilah "utang tidur" mungkin sudah akrab di telinga kamu yang sering memiliki jam tidur sedikit karena urusan pekerjaan dan hal lain.
Lalu keesokannya ketika waktu luang, dihabiskan dengan tidur yang durasinya lebih lama dari biasanya untuk "balas dendam" mengisi energi yang habis terbuang.
Namun apakah utang tidur itu perlu dibayar dengan tidur yang bukan pada waktunya?
TribunJakarta.com akan menguraikan jawabannya sesuai dengan penjelasan dari psikolog klinis, Aurora Lumbantoruan.
Baca: Wagub Sandiaga Akan Menerima Persatuan Seniman dan Komedi Indonesia Hari Ini
Di Indonesia sendiri identik dengan waktu tidur ideal delapan jam.
Namun menurut Aurora, delapan jam waktu tidur tak menjamin kualitas tidur kita itu baik.
Jika dalam delapan jam kita tidur dan sering terbangun serta tak merasa nyaman berarti kita memiliki masalah pada kualitas tidur itu sendiri.
"Kualitas tidur yang baik itu berapapun jam tidurnya asal kita nyenyak dan setelah bangun kita merasakan energi baru serta kesegaran dalam tubuh," ujar Aurora Lumbantoruan di Four Points, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018).
Baca: Rp 35 Miliiar Total Tunggakan Penghuni Rusun di DKI Jakarta
Ia menambahkan, jika dalam sehari jam tidur sedikit maka maksimalkan agar tidur itu berkualitas.
Untuk istilah "membayar utang" jam tidur yang terpotong itu sendiri jika dilakukannya pada saat jam yang tidak tepat untuk tidur maķa hal tersebut malah akan mengubah pola jam tidur yang normal.
"Misal semalam kita tidur tiga jam karena pekerjaan tertentu lalu paginya bablas tidur lagi yang bukan pada waktunya, harusnya kita aktivitas malah untuk tidur," ujar Aurora.
Menurut Aurora, jika kita sudah merasakan lelah karena aktifitas tertentu usahakan tidur atau istirahat secukupnya terlebih dahulu.
Karena dengan pola perilaku tidur yang berubah-ubah justru akan membuat gangguan tidur semakin mudah menyerang.
Salah satunya adalah insomnia.
Kurang tidur atau buruknya kualitas tidur itu sendiri menurut Aurora justru akan berdampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dalam jangka panjang maupun pendek.