Kisah Eks Pengurus Mesjid yang Terkena Asam Urat
Ia pun bercerita, selama sehat dirinya bekerja di salah satu masjid di daerah Dukuh Pinggir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Supriyadi (52) kini tak lagi bisa bekerja seperti biasa setelah dirinya mengidap asam urat.
Akibat asam urat itu, sejak 6 Juli 2016 ia tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Tanpa alat bantu seperti tongkat maupun kursi roda, dirinya kerap berjalan ngesot sejauh 300 meter dari rumahnya sampai ke pinggir Jalan KH. M. Usman, Kukusan, Beji, Depok.
Baca: Kejutan Persib Bandung, Jonathan Bauman Datang Essien Terdepak
Di pinggir jalan tersebut setiap harinya dari pagi menjelang siang, ia biasa berjemur.
"Setiap pagi ngesot ke sini dari rumah. Buat berjemur saja sekalian lihat-lihat jalan juga biar enggak suntuk," ujar Supriyadi kepada TribunJakarta.com, Sabtu (17/3/2018).
Ia pun bercerita, selama sehat dirinya bekerja di salah satu masjid di daerah Dukuh Pinggir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Saya kerja di sana jadi penjadwal untuk khotib. Sudah dari tahun '95 saya kerja di Masjid Jami Darul Iman," terang Supriyadi.
Baca: Selalu Tampil Sederhana, Rekan Seprofesi Tak Menyangka Hastuti Rekayasa Perampokan
Namun semenjak dirinya tak lagi bisa berjalan, pekerjaan tersebut sudah tidak ia tekuni lagi.
"Pas saya sakit, orang-orang yang dari sana datang jengukin saya," kata Supriyadi.
Supriyadi pun terkadang merasa ingin sesekali memyambangi kembali masjid tempat ia bekerja dulu
"Kangen ke sana lagi ke masjidnya," tutur Supriyadi yang mengingat kembali kenangannya saat masih bekerja di masjid.
Saat ini Supriyadi masih belum mempunyai pekerjaan kembali usai dirinya sakit.