PSI Nilai Cuitan Fadli Zon Bikin Heran Generasi Optimis

Dimana, dirinya tidak melihat Partai Gerindra menawarkan hal yang baru dalam optimisme dan tawaran kebijakan publik, selain dari peringatan.

Tribun Jakarta.com/Wahyu Aji
Tribun Jakarta.com/Wahyu Aji Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Tribun Jakarta.com/Wahyu Aji 

TRIBUNJAKARTA.COM - Jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest berkomentar mengenai cuitan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menuliskan persoalan masa depan Indonesia.

"Kalau asing ingin mengambil keuntungan dari Indonesia, tentu hal itu bisa saja ada. Indonesia adalah negara besar, sumber daya alam yang besar dan populasi yang besar. Perlu dicatat, investasi serta kehadiran mereka harus memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia," kata Rian melalui pesan singkat, Selasa (27/3/2018).

Baca: Blak-blakan! Germo Prostitusi Online: Niat Berhenti, Tarif Wanita Sampai Pelanggan Pejabat

Rian pun mengulang kembali pandangan Sekjen PSI Raja Juli Antoni.

Dimana, dirinya tidak melihat Partai Gerindra menawarkan hal yang baru dalam optimisme dan tawaran kebijakan publik, selain dari peringatan.

"Warning yang terus diulang-ulang, salah satunya dengan cuitan bung Fadli Zon, kembali membuat generasi optimis terheran. Apakah warning, ancaman dan hal-hal bernafaskan konflik merupakan cara yang elok dalam berpolitik?" kata Rian.

Baca: Wasiat Sang Ayah, Warga Aceh Ungkap Surat Utang Pembelian Pesawat RI, Begini Isinya

Sebelumnya diberitakan , Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menuliskan persoalan masa depan Indonesia.

Berdasarkan pantauan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPR itu lewat kicauan di akun Twitternya, pada Minggu (25/3/2018).

Fadli membahas tentang masa lalu yang menentukan masa depan sebuah negara.

"Kadang org bingung mengaitkan masa lalu, masa kini n masa depan. Semua terkait satu sama lain. Tapi perspektif kita bisa berubah," tulisnya.

Menurutnya, semua sudah dirancang sesuai dengan skenario yang ada.

Kemajuan, kemunduran, dan kehancuran suatu negara sudah dirancang di dalam sebuah skenario.

"Tak ada hari ini tanpa masa lalu, n tak ada masa depan tanpa hari ini. Masa depan dirancang direncanakan spt sebuah skenario," imbuhnya.

Layaknya sebuah film, berhasil atau tidaknya skenario tergantung dengan penulisnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved