Pernah Ikut Mencuri Data User Facebook Demi Donald Trump, Pegawai Cambridge Analytica Menyesal
Seminggu lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg bersaksi di hadapan Kongres AS. Secara telak ia mengakui kebocoran data yang dialami Facebook.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus bocornya 50 juta data pengguna Facebook terus bergulir.
Babak demi babak baru berkelindan di antara tajamnya sorotan dunia pada kasus tersebut.
Seminggu lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg bersaksi di hadapan Kongres AS.
Secara telak ia mengakui kebocoran data yang dialami Facebook.
Baca: Petani Wanita Ini Mendadak Viral di Dunia MayaKarena Mirip Donald Trump
Namun Mark Zuckerberg bersikeras kecolongan data yang dialami perusahaannya murni ulah pengembang pihak ketiga, Cambridge Analytica.
Konsultan politik Donald Trump itu diduga menggunakan jutaan data pengguna Facebook guna melanggengkan jalan Trump sebagai presiden AS.
Melalui aplikasi kuis, 'This is Your Digital Life', para pengguna Facebook yang mengunduh aplikasi ini secara tidak sadar menyerahkan data pribadi mereka.
Dalam kasus Trump, Cambridge Analytica menggiring para pengguna yang terjaring dengan meningkatkan popularitas Trump di beranda media sosial mereka.
Dan kemenangan Trump adalah contoh betapa dahsyatnya dampak 'puluhan juta data pengguna Facebook yang dimanfaatkan' Cambrige Analytica.
Lantas bagaimana pendapat karyawan Cambridge Analytica sendiri?
Jika sebelumnya, mantan pegawai Cambridge Analytica, Christoper Wylie menjadi orang pertama yang menyesal, dan mengungkap adanya pencurian 50 juta data pengguna Facebook yang dilakukan perusahaannya, kali ini penyesalan serupa disampaikan oleh mantan Direktur Pengembangan Program Cambridge Analytica, Brittany Kaiser.
Di hadapan parlemen Inggris, ia menceritakan cara kerja perusahaannya dalam kampanye Trump.
Baca: Asperger Sangat Melekat Pada Nazi Terutama Atas Kasus Pembunuhan Massal, Ini Sejarahnya
Baca: Faye Malirson Mau Ke Indonesia, Ivan Gunawan Biasa Aja, Apa Ya Alasannya?