Begini Kisah Basri Menjadi Marbut di Masjid Jami Al - Ittihad Depok yang Berusia 2,5 Abad

"Merasa nyaman bisa berptisipasi dalam perawatan masjid. Sifatnya kepengurusan masjid kekeluargaan, kalau ada jemaah yang sakit itu kita jenguk,"

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Bima Putra
Buka Puasa bersama di Masjid Jami Al - Ittihad, Cipayung, Depok, Jumat (18/5/2018) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Basri Amja (51) merupakan marbut bagian kebersihan di Masjid Jami Al - Ittihad Kota Depok.

Pria yang merupakan warga Kelurahan Bojong Pondok Terong ini menjadi marbut di Masjid Jami Al - Ittihad sejak tahun 2004.

Baca: Ini Video dan Foto-foto Kengerian Kecelakaan Maut di Brebes yang Renggut 11 Nyawa

Dikatakannya, ia merasa bangga dapat turut merawat masjid tertua di Kota Depok.

"Merasa nyaman bisa berptisipasi dalam perawatan masjid. Sifatnya kepengurusan masjid kekeluargaan, kalau ada jemaah yang sakit itu kita jenguk," kata Basri Cipayung, Depok, Jumat (18/5/2018).

Selama menjadi marbut, ia menjelaskan telah banyak meladeni pertanyaan jemaah tentang Masjid Jami Al - Ittihad.

Basri Amja (51) selaku marbut bidang kebersihan di Masjid Jami Al - Ittihad, Cipayung, Depok, Jumat (18/5/2018)
Basri Amja (51) selaku marbut bidang kebersihan di Masjid Jami Al - Ittihad, Cipayung, Depok, Jumat (18/5/2018) (TribunJakarta/Bima Putra)

Pasalnya, sebagai masjid tertua di Kota Depok, ada jemaah dari luar Kecamatan Cipayung yang penasaran dengan desain bangunan Masjid Jami - Ittihad.

"Ada jemaah yang sengaja datang karena ingin beribadah di Masjid Jami Al - Ittihad. Karena ini kan masjid tertua di Depok. Mereka penasaran mau tahu seperti apa masjidnya. Sampai sekarang masih ada yang seperti itu," jelasnya.

Baca: Usai Pimpin Upacara Hari Kebangkitan Nasional, Wali Kota Jaksel Langsung Pimpin Rakor Terkait MRT

Selama bertugas, Basri mengatakan pengalaman yang paling berkesan baginya ketika dapat membantu menyukseskan kegiatan di masjid.

Terlebih bila kegiatan tersebut dihadiri banyak jemaah dan berlangsung lancar.

"Yang paling berkesan itu kalau bisa bantu pas ada kegiatan sampai sukses. Seperti acara maulid atau santunan anak yatim, kalau jemaahnya banyak dan tertib itu kita senang. Pas sukses kita juga puas, enggak ada rasa kecewa," ujar Basri.

Saat jumlah jemaah bertambah banyak di bulan Ramadan, tanggung jawabnya sebagai marbut meningkat.

Perawatan kebersihan dan barang-barang penunjang kenyamanan ibadah harus ditingkatkannya.

Baca: Jika Tidak Amanah, SBY Sebut Bisa Ada Reformasi Lagi di Masa Depan

Seperti memastikan kualitas dan jangkauan pengeras suara agar seluruh jemaah dapat mendengarkan imam.

Meski harus meningkatkan menjaga kebersihan dan merawat barang-barang di selama bulan Ramadan, Basri justru senang kala jumlah jemaah Masjid bertambah seperti saat bulan Ramadan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved