Surabaya Diteror Bom
Selamatkan Anak Bomber Polrestabes Surabaya, AKBP Roni Faisal Abaikan Keselamatan Jiwa
"Itu karena panggilan hati karena melihat seorang anak kecil masih hidup dan memang harus diselamatkan," imbuhnya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok AKBP Roni Faisal mengungkapkan alasan dirinya menyelamatkan anak pelaku bom di Polrestabes Surabaya.
Diketahui, anak pelaku tersebut bernama AIS yang berusia 7 tahun.
Jelang aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, AIS dijemput sang ibu, Tri Ernawati di rumah sang nenek di Ngagelrejo, kecamatan Wonokromo, kota Surabaya, Jawa Timur.
Ahmad, pihak keamanan RT di Krukah Selatan, mengaku kenal dengan pelaku wanita yang kerap datang ke rumah ibunya.
"Yang perempuan kami kenal baik, yang laki-laki hampir enggak pernah ketemu. Ibunya tadi pagi ke sini sama anaknya yang besar, bawa tas ransel, ke sini mungkin jemput anak perempuannya yang kecil. Anaknya yang kecil kan tidur di tempat saudaranya," kata Ahmad, Senin sore.
"Kaget. Orangnya baik yang perempuan. Yang laki baik juga tapi kurang gabung (dengan masyarakat)," tuturnya.
Kedua orangtua Ais, Tri Ernawati dan Tri Murtiono tewas usai melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestasbes Surabaya.
Kedua kakak Ais, Muhammad Daffa Amin Murdana (18) dan Muhammad Dary Satria Murdana (14) juga tewas dalam aksi tersebut.
Baca: Sepekan Ditinggal Kakak Tercinta, Mayra Tahir Unggah Ini Untuk Adara Taista, Bikin Nangis!
Ais dibonceng oleh orangtuanya menggunakan sepeda motor.
Melansir tayangan Aiman di YouTube Channel Kompas TV, saat perisiwa terjadi AKBP Roni Faisal kebetulan berada di luar gerbang Polrestabes Surabaya.
Ia kemudian meminta rekan-rekannya untuk segera membuat perimeter pengamanan sebagai antisipasi serangan susulan.
Bahkan dirinya sempat memanjat pagar untuk masuk ke dalam area Polrestabes Surabaya.
Ia lantas melihat, anak perempuan pelaku mulai bergerak perlahan beberapa menit setelah ledakan di antara puing-puing motor dan tubuh orang tuanya.

Pria itu mengakui aksi penyelamatan yang dilakukannya untuk menyalahi SOP Gegana.
Sebab, tidak menutup kemungkinan masih ada sisa bom di tubuh anak itu.