Cerita Sirup Markisa Buatan Kampung Lawas Maspati, Herbal dan Menyehatkan

Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh wafat sebelum masa kolonial Belanda.

Tribunnews.com/Abdul Majid
Susi saat membuat sirup Markisa di kediamannya yang berada di RT V, Kampung Lawas Maspati, Surabaya 

TRIBUNJAKARTA.COM, SURABAYA - Saat tim Tribunnews berkunjung ke Kampung Lawas Maspati, Oon, salah satu warga yang bertugas sebagai guide membawa kami mengenal lingkungan lebih dekat.

Satu diantaranya ialah kediaman Susi yang berada di RT V. RT V Kampung Lawas Maspati terkenal dengan olahan buah Markisa.

Buah yang memiliki banyak biji itu diolah menjadi sirup dan selai.

Baca: Wanita Tewas Ditelan Ular Piton di Sulawesi: Pamit ke Kebun Sampai Duka di Hari Raya Idul Fitri

Sebelumnya, perjalanan kami mengenal Kampung Lawas Maspati berawal dari dua makam suami istri yaitu Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh.

Mereka adalah kakek dan neneknya Sawungaling.

Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh wafat sebelum masa kolonial Belanda.

Mbah Buyut Suruh dikenal oleh warga hingga sekarang sebagai pelopor yang mendirikan Maspati.

Baca: Ngamen Pakai Kostum Robocop, Rusdi Gemar Tonton Film Bertokoh Robot

Usai tahu akan sejarah dua makam yang berada di tengah permukiman, kami pun diajak ke Rumah Susi.

Susi sendiri merupakan salah satu warga RT V yang memproduksi olahan dari buah Markisa.

Kebetulan saja, saat kami berkunjung, Susi yang ditemani anaknya, Veni sedang sibuk membuat sirup.
Kami melihat langsung bagaimana proses pembuatan sirup alami dari Markisa yang dikatakannya dibuat tanpa gula buatan dan bahan pengawet.

“Cara buatnya mudah. Cuma butuh sari buah markisa yang sudah disaring, kemudian air dan gula,” kata Susi sembari mengaduk gula yang ada dalam panci.

Menurut Susi para pengungjung yang datang ke Kampung Lawas Maspati pun bisa berkesempatan melihat langsung bagaimana cara pembuatan sirup ini.

“Biasanya kami kalau ada rombongan yang datang, ibu-ibu di sini dikumpulin, kita perlihatkan bagaiman cara membuat ini. Tapi, bukan Cuma markisa, ada olahan lainnya seperti lidah buaya, jahe, dan cincau,” sambungnya.

Selain melihat, para pengunjung juga dapat merasakan dan membeli olahan sirup markisa buatan Susi dan Veni.

Sirup berwarna kuning itu, ia jual dengan harga 28 ribu untuk 350 ml, dan delapan ribu untuk yang bisa langsung diminum.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved