Hadiri Peresmian Tugu, Satu Keluarga Warga duren Sawit Jadi Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba
"Mereka pergi sekeluarga untuk menghadiri peresmian tugu keluarga Opu Lambbas Naginggolan (Huta Tangga)," ujar Wonni Fredi
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Satu keluarga warga Jalan Ahyar, RT 006/05 No 58, Duren Sawit, Jakarta Timur menjadi korban karamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba pada Senin (18/6/2018).
Mereka adalah Ledixon Nainggolan (51) beserta istrinya Lilis Betty (49), dan ketiga anaknya, yakni Bungaran Nainggolan (22), Nicholas Nainggolan (18), dan Astrid Nainggolan (17).
Baca: Menikah Bisa Melindungi Kesehatan Jantung, Benarkah Demikian?
"Mereka pergi sekeluarga untuk menghadiri peresmian tugu keluarga Opu Lambbas Naginggolan (Huta Tangga)," ujar Wonni Fredi, adik dari Ledixon Nainggolan, Kamis (21/6/2018).
Lebih lanjut ia menerangkan, keluarga Ledixon bersama dengan saudara lainnya hendak kembali pulang ke Siantar setelah menghadiri peresmian tugu keluarga di Pulau Samosir.
Naas kapal yang mereka tumpangi diterjang angin puting beliung hingga karam di Danau Toba saat menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Baca: Marak APK Pilgub Jabar 2018 Bermuatan Pilpres, Panwaslu Kota Depok Bahas Desain APK
"Total ada 12 keluarga saya yang menjadi korban, termasuk Ledixon, jadi setelah acara selesai, mereka berangkat dari Samosir ke Siantar sekitar pukul 17.00 WIB, memang biasanya kalau jam segitu kapal terakhir, mungkin karena itu jadinya overload," ucapnya.
Hingga kini, Wonni mengatakan belum mendapatkan kabar terbaru mengenai 12 anggota keluarganya yang hilang dalam tragedi tersebut.
"Sampai saat ini pukul 12.20 WIB, belum ada perkembangannya ditemukan selamat atau belum ditemukan keluarga kami," kata Wonni saat ditemui TribunJakarta.com di rumah Ledixon Nainggolan.
Baca: Ratusan Mobil Tertahan di Tol JORR Arah GT Cikunir, Imbas Pemberlakuan One Way
Ia menuturkan, sebagian besar keluarganya sudah menuju Pulau Samosir untuk mengetahui perkembangan sanak keluarganya yang hilang dalam tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun.
"Hampir 80 persen (keluarga) sudah merapat ke Samosir, hanya saya belum ke sana tapi rencanya Sabtu atau Minggu juga akan merapat kesana," ucapnya.
Seperti diketahui, KM Sinar Bangun karam dan tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6/2018) sekora pukul 17.30 WIB.
Diduga karena kelebihan muatan dan diterjang ombak besar akibat angin puting beliung yang melanda Danau Toba, kapal yang sarat muatan tersebut terbalik dan tenggelam.
Sampai saat ini ratusan orsng yang menjadi korban kapal karam tersebut masih dalam pencarian tim SAR.
Pihak yang berwajib juga mengalami kesulitan dalam mendata para korban kapal tenggelam karena tidak adanya manifes penumpang kapal tersebut.