Melawan Saat Diringkus, 2 Tersangka Pembunuhan Sadis di Tangerang Ditembak Polisi
"Dilakukan tindakan tegas terukur pada kedua kaki karena melawan personel tim Vipers," ujar Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Kedua tersangka pembunuhan sadis di Pagedangan Kabupaten Tangerang, atas nama Sutrisna alias Bule (33) dan Anwarudin alias Bebek (37) ditembak aparat kepolisian Reskrim Polres Tangsel di kedua kakinya.
"Dilakukan tindakan tegas terukur pada kedua kaki karena melawan personel tim Vipers," ujar Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan di Mapolres Tangsel, Kamis (5/7/2018).
• Tidak Ada Pasar Dekat Rumah yang Melayani KJP, Onih Rela Antre Berjam-jam di Pasar Tanah Abang
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, pembunuhan tersebut menewaskan satu orang atas nama Iwan Wahyuda (39), dengan cara ditusuk berkali-kali menggunakan belati hingga mengakibatkan luka terbuka di beberapa bagian badannya, pada Senin (2/7/2018) lalu.
Kapolres menjabarkan kronologis penangkapan berawal dari informasi valid yang diterima aparat kepolisian mengenai lokasi kontrakan tersangka yang terletak di Jalan Raya Situ Terate, Kampung Patikus, Desa Situ Terate, Cikande, Kabupaten Tangerang, Banten.
Sekira pukul 07.30 WIB, Rabu (4/7/2018), aparat menyambangi kontrakan tersangka guna meringkus Bule dan Bebek. Namun keduanya disebutkan melawan sampai aparat menembakkan timah panas ke kedua kaki Bule dan Bebek.
• Media Sosial Jadi Ajang Penyebaran Gosip, Pemerintah Kenakan Pajak Rp 750 per Hari
"Dengan mengedepankan asas nesesitas dan proporsionalitas, personel tim Vipers kemudian melakukan tindakan tegas terukur dengan meletuskan senjata api dinas dan mengenai kedua kaki para tersangka," ujarnya
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com saat ekspos berlangsung, Bule dan Bebek yang mengenakan pakaian oranye dan wajah tertutup sebo, terlihat berdiri susah payah.
Mereka berjalan dari dalam Mapolres menuju lokasi ekspos dengan terpincang-pincang dipapah aparat yang berselempang senjata laras panjang.
Bule bahkan tak kuasa berdiri sempurna, kedua tangan yang diborgol, memegangi tangan aparat polisi di depannya menahan pondasi diri.
• Sandiaga Sebut Kota Tua Ditolak Jadi Warisan Dunia oleh Unesco Karena Ada Reklamasi
Dua kaki bagian betis Bule, dibungkus perban yang kontras dengan warna darah yang menembus perban putih itu.
Hal yang sama juga terlihat pada Bebek. Di pahanya juga terlihat ada bungkusan perban bekas tembakan aparat saat melakukan tindakan tegas terukur.
Perban putihnya terlihat mengintip dari balik celana pendeknya.
Bebek juga memegangi tangan aparat di depannya agar bisa berdiri selama ekspos berlangsung hampir setengah jam.
Saat ekspose berakhir, Bule san Bebek juga kembali masuk ke Mapolres dengan dipapah aparat.