Asian Games 2018
Jadi Makanan Favorit, Pengrajin Tempe Keberatan Jika Pabrik Ditutup
Meski pun telah dianggap sebagai penyebab Kali Item berbau tak sedap, Mukromin tetap tebal telinga dan terus menjalankan usahanya.
Penulis: Rafdi Ghufran Bustomi | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Rafdi Ghufran
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Pengrajin tempe angkat bicara mengenai maraknya pemberitaan limbah pabrik tempe yang menyebabkan Kali Item, Jakarta Utara berbau tak sedap.
Pengrajin tempe, Mukromin (33) merasa keberatan jika pabriknya ditutup selama Asian Games 2018.
Pasalnya tempe merupakan makanan favorit masyarakat.
• PKS Buka Opsi Koalisi dengan atau Tanpa Prabowo di Pilpres 2019
"Masalahnya kan tempe itu makanan pokok orang Indonesia, jadi enggak mungkin selama satu bulan tuh enggak ada tempe," kata Mukromin, Minggu (29/7/2018).
Meski pun telah dianggap sebagai penyebab Kali Item berbau tak sedap, Mukromin tetap tebal telinga dan terus menjalankan usahanya.
Mukromin mengaku sangat berhati-hati dalam membuang limbah.
Ia pun telah menyediakan septic tank untuk mengolah limbah tempenya.
• Lombok Diguncang Gempa 6,4 SR: 14 Meninggal Dunia, 162 Luka-luka dan Ribuan Rumah Rusak
"Dari dulu juga sudah hati-hati, makanya kita pake septic tank biar warga aman," ujarnya.
Limbah hasil perebusan dan rendaman tempe nantinya terlebih dahulu akan diendapkan dalam septic tank yang tersedia dan dicampurkan dengan air bersih.
Ketika nantinya septic gank sudah penuh, air limbah akan dengan sendirinya mengalir ke Kali Item dalam kondisi bersih dan tidak berbau.
Dia pun meminta pemerintah melihat langsung produksi tempe di pabriknya sebelum menuding limbah tempe penyebab bau Kali Item.
Mukromin mengatakan pabrik tempe miliknya telah berdiri sejak tahun 1970.
Sehari, pabrik tersebut bisa menghasilkan 500 kilogram tempe.