Kaki dan Tangan Seorang Pria Harus Diamputasi, Diduga karena Jilatan Anjing

Seorang pria asal West Bend harus kehilangan anggota tubuhnya karena terkena infeksi parah yang diduga berasal dari jilatan anjing peliharaannya.

Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Y Gustaman
Daily Mail
Greg Manteufel 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pria asal West Bend, Wisconsin, harus kehilangan anggota tubuhnya yang terinfeksi diduga dari jilatan anjing peliharaannya.

Pada akhir Juni 2018, pria bernama Greg Manteufel itu mulai mengalami gejala mirip flu, termasuk demam, muntah, dan diare.

Lalu muncul memar di lengan dan kakinya hingga akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit.

Pria berusia 48 tahun itu didiagnosis terkena infeksi darah dan telah menyebar ke anggota tubuhnya.

Dengan terpaksa, kedua kaki dan tangan Greg harus diamputasi karena telah mengalami kerusakan otot.

Istri Greg, Dawn Manteufel mengatakan bahwa awalnya sang suami dalam keadaan sehat, lalu pada 27 Juni 2018 dia mulai merasa sakit.

"Ini benar-benar membuatkan terpukul. Hanya memar seluruh tubuhnya. Tampak seperti seseorang memukulnya dengan tongkat baseball," kata Dawn Manteufel kepada WITI, yang dilansir dari DailyMail.

Dalam waktu satu minggu, dokter mengamputasi kaki Greg sampai ke tempurung lututnya.

Tiga minggu kemudian, kedua tangan hingga telapak tangannya turut diamputasi.

Greg juga harus menjalani operasi plastik ekstensif pada hidungnya.

Greg Manteufel
Greg Manteufel (Daily Mail)

Dokter mengatakan Greg telah terinfeksi bakteri patogen atau yang dikenal sebagai capnocytophaga canimorsus.

Menurut National Institutes of Health (NIH), bakteri ini ditemukan dalam air liur anjing dan kucing yang sehat.

Sebuah studi dari Jepang pada tahun 2014, menemukan bakteri itu ada pada 69 persen anjing dan 54 persen kucing.

Greg Manteufel
Greg Manteufel (Daily Mail)

Bakteri tersebut dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan, jilatan, atau bahkan dekat dengan binatang yang merembes ke kulit tanpa luka atau goresan.

Menurut studi dari Perancis di tahun 2003, kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala apapun jika mereka terinfeksi.

Namun, menyebabkan penyakit parah dan dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

(TribunJakarta.com/Rohmana Kurniandari)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved