Ini Makna Dibalik Karya Seni Bambu Getah Getih yang Ada di Bundaran HI
Joko memberikan judul dari instalasi seni bambunya ini Getah Getih, yang bermakna merah putih
Penulis: Leo Permana | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana
TRIBUNJAKARTA.COM - MENTENG - Bagi Anda yang melintasi kawasan Jalan MH Thamrin dapat melihat sebuah instalasi seni bambu yang berada di dekat Bundaran HI tersebut.
Anda mungkin bertanya-tanya bahwa benda apakah itu? Dan mengapa bentuknya seperti itu?
Adapun makna dari instalasi seni tersebut, Joko Avianto si pembuat karya tersebut menjelaskan bahwa konsepnya itu terdiri dari beberapa angle.
"Kalau secara bentuk saya ambil formasi awalnya itu sebenarnya saya ambil dari gelembung balon yang besar yang diangkat itu, kan itu ada formasi, nah itu sebenarnya formasi yang dipunyai pasukan Majapahit jaman dulu," jelas Joko pada TribunJakarta.com, Rabu (15/8/2018).
"Dia pake bendera yang berkibar-kibar itu, itu makannya ada kenapa tiang-tiang banyak kayak orang yang mengatakan si bendera-bendera itu, tapi dia ada tiga pilinan kaya tambang, tambang itu sebenarnya bagi saya menjadi simbol kekuatan, kayak tambang," tambahnya.
Joko juga menerangkan bahwa di instalasi seninya tersebut ada kepala dan ekornya, dimana kepalanya menghadap Bundaran HI yang sebagai titik orientasi Jakarta.
• Cerita Joko Avianto, Seniman Pembuat Getah-getih yang Diminta Langsung Oleh Anies Baswedan
Kemudian, ia juga menerangkan angle lainnya, yakni semangat perjuangan yang disimbolkan dengan material bambu.
"Judulnya ini getah getih dari pasukan getah getih, getih itu merah getah itu putih, jadi metah putih," ungkap Joko.
Joko mengatakan bahwa ide kreasinya itu dari pasukan Majapahit yang zaman dahulu sudah pakai bendera merah dan putih.
"Namun bukan bersatu menjadi merah putih sih, belum," tuturnya.
Joko menjelaskan bahwa finishingnya nanti di tiang bambu yang sengaja disisakan timnya yang terletak di bagian atas instalasi, nanti akan pasang bendera merah putih sebanyak 8 buah.
"Nanti kami (pasang), masih tungguin benderanya yang masih dijahit," ucapnya sembari tersenyum.
Kemudin Joko menuturkan bahwa kaki atau bambu penopang instalasi tersebut berjumlah 73, yang menjadi simbol pembuatan instalasi ini dilakukan pada tahun ke-73 Republik Indonesia.
"Kakinya ada 73 menandakan 73 tahun dibuat ditahun ini maksudnya, bambunya sebanyk 1.500 cuman itu memang angka saja tidak ada kaitannya, 73 itu sengaja ya (menandakan) dibuat di tahun ini," tuturnya.