Penjual Spageti di Bekasi yang Diduga Penyebab 30 Siswa Keracunan Menghilang
Peristiwa dugaan keracunan yang dialami siswa SD Negeri 02 dan 03 Tanjung Baru terjadi pada Senin, 13 Agustus 2018 lalu.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG TIMUR - Penjual mi spageti yang diduga menyebabkan keracunan sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) 02 dan 03 Tanjung Baru, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi menghilang.
Kapala Polisi Sektor Cikarang Timur Kompol Warija mengatakan, pihaknya sejauh ini tengah melakukan penyisiran ke sejumlah sekolah dan tempat-tempat mangkal pedagang jajanan.
"Kita tentu ingin minta keterangan si penjual itu, demi terungkapnya dugaan kasus ini, tapi saat ini dia menghilang karena mungkin dia tahu, tapi tetap kita cari," kata Warija kepada TribunJakarta.com, Kamis (16/8/2018).
Warija tidak menyebutkan kalau penjual mi spageti itu kabur atau buron.
Namun, kata dia, kemungkinan penjual tersebut berpindah-pindah tempat.
"Kalau saya pikir si enggak ya (kabur), tapi yang kita duga itu dia berpindah tempat, saya yakin dia bisa kita amankan. Kita sisir ke sekolah-sekolah dan kampung-kampung, penjual itu menggunakan motor jadi pindah-pindah tempat," katnya.
Peristiwa dugaan keracunan yang dialami siswa SD Negeri 02 dan 03 Tanjung Baru terjadi pada Senin, 13 Agustus 2018 lalu.
Sebanyak 30 siswa mengaku mengalami gejala mual dan muntah disertai pusing usai menyantap jajanan Spageti seharga Rp 2 ribu yang dijual pedagang di depan sekolah.
Sebagaian diantaranya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatakan perawatan serius, sebagiannya lagi mendapatkan perawatan di Klinik dan puskesmas setempat.
• Bikin Puluhan Pelajar SD Keracunan Spageti Murahan, Pedagang Malah Kabur
• Mie Spageti yang Diduga Sebabkan Murid SD Keracunan, Pedagangnya Masih Baru dan Kini Belum Berjualan
• Pengakuan Siswa SD Negeri 03 yang Sempat Memakan Spagetti diduga Penyebab Keracunan
Saat ini kasus dugaan keracunan masih dalam pemeriksaan Polsek setempat dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi.
Bahkan pihak Dinkes telah mengambil sampel makanan dan muntah dari para siswa untuk selanjutnya dilakukan uji laboratorium kandungan zat pada makanan Spageti tersebut.
