Idul Adha 2018

Kisah Pohon Soekarno yang Mengubah Padang Tandus Jadi Berwarna Hijau, Ada Denda Bila Mencabutnya

Panas terik udara padang pasir Jazirah Arab paling tidak akan terkurangi dengan kesejukan dari pepohonan yang tumbuh di Arafah.

Editor: Kurniawati Hasjanah
Kompas.com/AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE
Umat Islam Muslim berdoa di Padang Arafah dekat Kota Mekkah, Arab Saudi, bagian dari kegiatan haji, 13 Oktober 2013. Lebih dari dua juta muslim tiba di kota suci ini untuk ibadah haji tahunan. 

TRIBUNJAKARTA.COM -  Sudah lama Padang Arafah di Arab Saudi tak lagi gersang dan tandus.

Dari Jabal Rahmah, pemandangan menghijau tampak di kawasan itu.

Meski hanya ada satu jenis pohon yang tumbuh, warna hijau daunnya paling tidak menyegarkan mata.

Pohon setinggi kurang lebih tiga meter hingga empat meter menjadi tempat berlindung para jemaah haji yang menjalankan wukuf.

Panas terik udara padang pasir Jazirah Arab paling tidak akan terkurangi dengan kesejukan dari pepohonan yang tumbuh di Arafah.

Tentu  hal tersebut berkat kerja keras pemerintah Arab Saudi yang konsisten menghijaukan gurun.

Meski begitu, kondisi Arafah yang hijau royo-royo, tak terlepas dari peran dan gagasan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Ide penghijauan Arafah muncul ketika Bung Karno melaksanakan ibadah haji pada1955.

Saat itu Bung Karno mengutarakan gagasannya melakukan penghijauan kepada Pemerintah Arab Saudi yang dipimpin Raja Fahd bin Abdul Aziz.

Ide tersebut pun ditindaklanjuti.

Bung karno membuat tim yang diisi orang ahli kehutanan untuk mencari pohon yang cocok ditanam di padang yang terletak 22 km sebelah tenggara Masjidil Haram ini.

Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha 2018, Cocok untuk Dibagikan di Facebook, Instagram dan WhatsApp

Sederet Ucapan Selamat Idul Adha Cocok Dibagikan untuk Keluarga dan Kerabat

Kemudian dibawalah bibit pohon yang sanggup tumbuh di lahan tandus langsung dari Indonesia.

Nama pohon tersebut mindi (melia azedarach) dan mimba (azadirachta indica).

Namun generasi tua Arab Saudi lebih mengenalnya dengan nama Syajarah Karno atau Pohon Karno (Soekarno).

Hal ini mengacu pada sang penyumbang benih yakni Bung Karno.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved