Pilpres 2019

Elektabilitas Jokowi Turun Gara-gara Maruf, Begini Pembelaan Tim Kampanye

“Ini masih kaget-kaget saja belum ada konsolidasi, jadi pendukung kiai Ma’ruf (Ma’ruf Amin) belum konsolidasi," kata dia.

Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta.com/Suci Febriastuti
Bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakil calon presiden KH Ma'ruf Amindi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (12/8/2018), akan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai persyaratan Pemilihan Presiden 2019. 

TRIBUNJAKARTA.COM- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, menilai, hasil survei LSI Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Joko Widodo turun akibat berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin belum menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

Menurut Kadir, pendukung Ma’ruf Amin belum melakukan konsolidasi secara optimal dalam Pilpres 2019 mendatang.

“Ini masih kaget-kaget saja belum ada konsolidasi, jadi pendukung kiai Ma’ruf (Ma’ruf Amin) belum konsolidasi. Nanti kalau NU, PKB dan lain bekerja insya allah akan menambah elektabilitas Jokowi,” ujar Kadir yang juga Sekretaris Jenderal PKB saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).

Kadir menuturkan, mesin seluruh partai koalisi pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf baru akan mulai bekerja.

Sebab, para sekjen koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf baru menyerahkan susunan tim kampanye nasional (TKN) ke KPU, Senin (20/8/2018).

Pebasket Jepang Akui Bawa PSK ke Hotel: Mohon Maaf Pikiran Kami Terlalu Manis

Klasemen Sementara Rabu Pagi: Indonesia Masih di Posisi 5 Koleksi 12 Medali, Lampaui Catatan Sejarah

Susunan TKN tersebut merupakan perbaikan dari susunan TKN yang sebelumnya diserahkan parpol koalisi pada saat pendaftaran capres-cawapres ke KPU, Jumat (10/8).

Kadir yakin, bila nantinya seluruh mesin parpol pendukung koalisi mulai bekerja akan mampu mendongkrak tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf.

“Sangat optimis nanti bisa mendongkrak elektabilitasnya,” kata dia.

Nantinya, kata Kadir, Ma’ruf Amin akan fokus di kantong suara-suara umat Muslim sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

“Ini yang harus disampaikan ke publik bahwa beliau sebagai tokoh pemersatu dan sebagainya,” kata Kadir.

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan survei LSI Denny JA, sebelum berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin elektabilitas Joko Widodo mencapai 53,6 persen.

“Namun, saat dipasangkan Jokowi-Ma'ruf Amin, elektabilitas turun menjadi 52,2 persen," ujar peneliti senior LSI Denny JA Adjie Alfaraby di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (21/8/2018).

Menurut Adjie, penurunan pemilih Jokowi terjadi di beberapa segmen, yakni pemilih non-Muslim (22,8 persen), pemilih kaum terpelajar (40,4 persen), dan pemilih pemula (7,6 persen).

Penurunan itu tampak ketika Jokowi dipasangkan dengan Ma'aruf Amin.

Sementara hal sebaliknya terjadi pada Prabowo. Tanpa disandingkan dengan Sandiaga, elektabilitas Prabowo sebesar 28,8 persen.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved