Penembakan Polisi: Kapolri Kerahkan 100 Personel, Tangkap Hidup atau Mati, Dendam Mertua Ditangkap
Lebih dari 100 anggota sudah melakukan pengejaran. Kita ngga akan ambil risiko, yang bersangkutan hidup atau mati harus tertangkap," kata Tito
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG- Terduga penembak polisi Tol Kanci-Pejagan akhirnya terungkap. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pelaku terindikasi merupakan anggota teroris Jamaah Anshorut Daulah (JAD).
Menurut Tito, terduga menembak aparat diduga untuk balas dendam setelah anggota keluarganya ditangkap Densus 88.
"Motifnya kita juga sudah tahu. Jadi, motifnya mertuanya dulu ditangkap. Mertuanya juga dulu JAD, lebih kurang sebulan yang lalu ditangkap, jadi mungkin dia balas dendam," ujar Tito di Bhayangkara TK I R Said Sukanto (Polri), Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (31/8/2018).
Identitas mereka diketahui setelah kedua pelaku berinisial IC dan RJ mengunjungi rumah sakit di Slawi untuk mengobati luka tembak. Keduanya tertembak dalam baku tembak dengan polisi.
Kapolri Perintahkan Tangkap Hidup atau Mati
Saat ini, ketiga pelaku masih dalam pengejaran polisi. Tito mengatakan, pihaknya sudah memiliki informasi lengkap mengenai lokasi tempat tinggal para pelaku beserta keluarganya.
"Kita terus lakukan pengejaran kepada yang bersangkutan, all out. Lebih dari 100 anggota sudah melakukan pengejaran. Kita ngga akan ambil risiko, yang bersangkutan hidup atau mati harus tertangkap," kata Tito.
• Yusuf Mansur: Murid Maruf Amin, Sahabat Sandiaga Uno, Jalan Tengah Itu Asyik
• Mahasiswi Tewas Dibegal: Pelaku Rampas Rp 300 Ribu, Ridwan Kamil Minta Tembak di Tempat
Identitas Pelaku Terungkap Karena Obati Luka Tembak
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memastikan ketiga pelaku merupakan anggota kelompok teroris Jamaah Anshorut Daulah (JAD).
Identitas mereka diketahui setelah kedua pelaku, dengan inisial IC dan RJ, mengunjungi sebuah rumah sakit di Slawi untuk mengobati luka tembak.
• Kemenlu Sebut Kapal Kontainer Besar Berbendera Indonesia yang Terdampar di Myanmar Sudah Dijual
• Mengenai Organ Vital, Perempuan Korban Penembakan di Tol Pasteur Kini Kritis
• Piala AFF 2018, Andritany Digeser Kiper Persib Bandung?
"Dari tiga orang pelaku yang menembak, dua terkena tembakan, lalu mereka lari ke rumah sakit di Slawi, tetapi ngaku-nya sebagai anggota Polri yang ditembak penjahat," ujar Tito di Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto (Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (31/8/2018).
"Setelah tiga jam proses perawatan, kemudian mereka langsung lari. Kita sudah tahu dia anggota jaringan JAD," sambungnya.
Koneksi pelaku dengan JAD berasal dari keluarga. Tito mengatakan, mertua salah satu pelaku juga merupakan anggota jaringan teroris JAD. Saat ini, Polri sudah mengerahkan ratusan anggotanya untuk memburu ketiga pelaku.
Ipda Anumerta Dodon bersama rekannya, Aiptu Widi, ditembak tiga orang tak dikenal saat berpatroli di lokasi. Ipda Dodon mengalami luka di dada dan rahang, sedangkan Aiptu Widi terluka di tangan. Keduanya sempat dirawat di RS Mitra Plumbon, Jawa Barat.
Namun, Ipda Dodon meninggal setelah menjalani perawatan medis secara intensif di CT Scan Post Mortem Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kronologi penembakan berawal saat keduanya bertugas di lokasi dan melihat tiga orang berada di tepi jalur tol.