PLN Area Depok Tanggapi Aduan Masyarakat Terkait Oknum Petugas yang Terlibat Pemutusan Listrik
"Kalau ada dan terbukti silakan laporkan. Kalau ada petugas PLN dari luar Depok saya enggak tahu," kata Budiono
Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Warga perumahan Aruba Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas mengatakan pihaknya menduga ada oknum petugas PLN dari luar Kota Depok yang terlibat dalam pemutusan aliran listrik di tujuh rumah warga.
Hal ini disampaikan warga perumahan Aruba kepada Kepala Humas PLN area Depok Setiyo Budiono saat menemui warga depan perumahan Aruba.
Menanggapi hal itu, Budiono enggan banyak berkomentar terkait ucapan warga. Ia hanya menegaskan tak ada petugas PLN Depok yang terlibat dalam pemutusan aliran listrik sejak Rabu (12/9/2018).
"Tidak ada petugas PLN Depok yang terlibat, saya jamin itu. Kalau ada dan terbukti silakan laporkan. Kalau ada petugas PLN dari luar Depok saya enggak tahu," kata Budiono kepada warga di Pancoran Mas, Depok, Selasa (25/9/2018).
Dalam pernyataannya, warga perumahan Aruba menduga adanya petugas PLN dari luar Kota Depok yang bekerja sama dengan pengembang perumahan.
Meski tak mengetahui secara pasti juru bicara warga perumahan Aruba Vid Adrison menduga petugas PLN itu berasal dari Jakarta.
"Ada petugas PLN yang terlibat dalam pemutusan aliran listrik. Tapi bukan dari PLN Depok, karena bajunya berbeda dengan petugas PLN Depok," ujar Adrison.
• Penyambungan Aliran Listrik di Perumahan Aruba Depok Gagal
• Wali Kota Sebut Pengembang Perumahan Aruba Depok Salah Gunakan Otoritas
• Aliran Listrik di Perumahan Aruba Depok DIputus Pengembang, Warga: Petugas PLN Tidak Boleh Masuk
Selain menyebut ada oknum petugas PLN yang terlibat, warga mempertanyakan sikap PLN Depok yang hingga kini tak berhasil menyambungkan listrik.
Mereka menilai PLN Depok sebagai pengelola listrik negara tak berdaya di hadapan pengembang perumahan Aruba yang sudah merugikan warga.
Namun menurut Budiono, PLN Depok tak dapat terlibat secara langsung dalam konflik antara warga dengan pengembang perumahan Aruba.
"Sepengetahuan saya setiap konflik di masyarakat urusan Polisi, karena kita enggak mau fight. Karena pihak pengembang juga ada keamanan," lanjut Budiono.
Selain tak diperbolehkan masuk, kabel listrik yang digunakan merupakan saluran kabel tegangan rendah (SKTR) yang berada di bawah tanah hasil investasi dan tidak menggunakan uang negara.
Dia menilai pemutusan aliran listrik yang juga membuat warga tak mendapat pasokan air bersih dilakukan dengan cara menggunakan kewenangan mereka sebagai pemilik aset.
"Kalau dilihat mereka mencabutnya di sisi aset mereka. Jadi bukan di sisi serta merta hanya PLN, ini di wilayah aset mereka, gitu," jelasnya.